Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bernostalgia dengan rekannya di Mapolsek Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 13 November 2021/istimewa
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU-Gelak tawa pecah di halaman Mapolsek Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 13 November 2021.
Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bersenda gurai mengenang dan mengulang kisah-kisah nostalgia pernah diukir 30 tahun silam saat bersama-sama menjalankan profesi mulia sebagai seorang polisi.
Puluhan tahun silam, 1989-1997, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi pernah menjadi Kapolsek di Mapolsek Bawen.
"Mapolsek Bawen ini tempat bersejarah bagi saya. Terhitung sudah 30 tahun saya meninggalkan Polsek Bawen. Menjadi kenangan, bahkan bagian dan tertanam di bintang dua saya ini," kata Irjen Pol Agung Setya seraya menyentuh pundaknya.
Mantan Deputi Siber di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut kembali ke Polsek Bawen setelah meninggalkan 30 tahun guna meresmikan renovasi gedung Mapolsek.
Ayah tiga anak ini pernah menjabat Kapolsek Bawen tahun 1991. Selain itu, ia juga menjadi Kasat Reskrim Polres Salatiga, Jawa Tengah.
Banyak pengalaman yang berkesan baginya selama menjabat posisi tersebut. Bahkan, Agung mengakui, apa ia raih hingga saat ini, merupakan andil dan gemblengan selama menjabat Kapolsek Bawen
Begitu cintanya dengan Polsek Bawen, Irjen Pol Agung Setya berencana menuliskan kisah-kisah di awal merintis sebagai perwira polisi, dituliskan dalam sebuah buku. Kelak apa ia alami ini menjadi inspirasi bagi anak-anak bangsa, terutama Bhayangkara-bhayangkara muda.
Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bernostalgia dengan rekannya di Mapolsek Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 13 November 2021/istimewa
Agung Setya menceritakan, saat menjabat Kapolsek Bawen, ia belajar dan mengembangkan pelayanan berbasis IT. Ingat, kala itu awal-awal tahun 1991, jangan bayangkan dengan kondisi saat ini. Ia tamat dari Akpol tahun 1988.
"Tahun 1991 jadi Kapolsek Bawen. Saat itu pangkat saya Ipda. Tiga tahun menjabat kapolsek di sini. Sebagai Kapolsek, kami di sini sudah melayani masyarakat menggunakan komputer," kenang Agung dengan tersenyum bangga.
Ia menceritakan, pelayanan kepada masyarakat tersebut di antaranya pembuatan SKCK. Agung ketika itu dibantu anak buahnya, Suroso, sebagai tukang ketiknya.
"Mungkin itu baru pertama di Indonesia pembuatan SKCK menggunakan komputer," ungkap laki-laki kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 8 Maret 1967 ini.
Inovasi dan kreatif sedari muda inilah kemudian jadi bekal Agung Setya dalam menapak karir kepolisiannya yang terus bersentuhan dengan teknologi informasi.
Berkat penguasaan teknologi informasi itu, tuturnya, ia meraih penghargaan saat menjabat Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipedeksus) Bareskrim Mabes Polri, saat menemukan kapal mewah superyacht
hasil korupsi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak serta pencucian uang 1 MDB, tahun 2018 silam.
Padahal, FBI sudah mencari-cari kapal super mewah itu senilai Rp 3,5 triliun selama 4 tahun, namun hasilnya nihil. Kapal tersebut ditemukan di Tanjung Benoa, Bali.
Bahkan, ceritanya, ketika Presiden Joko Widodo, menunjuknya menjadi Kapolda Riau, tugasnya hanya satu, hentikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau, Oktober 2019 silam.
"Ketika saya menjabat Kapolda Riau, saya langsung panggil pilot helikopter melihat titik kebakaran. Setelah dipelajari dalam 2 minggu, keluarlan aplikasi dasboard Lancang Kuning untuk menangani Karhutla. Melalui aplikasi tersebut saya bisa tahu anggota sedang madamkam api dimana," jelasnya.
Agung mengatakan, ia ingin memberikan sesuatu yang berbeda sebagai penghargaannya kepada Polsek Bawen serta anak-anak buahnya saat menjabat Kapolsek serta Kasat Reskrim Polres Salatiga.
Satu di antaranya merenovasi Mapolsek Bawen dananya bersumber dari hibah. Proses pengerjaan dimulai sekitar Juli silam. Saat meresmikan mapolsek sudah direnovasi tersebut, Agung Setya menggelar temu kangen sekaligus dihadiri anggotanya di Satreskrim Polres Salatiga dan Polsek Bawen, tahun 1989-1997.
Sementara itu, Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika, dalam sambutannya, mengatakan meski baru 50 hari menjabat sebagai Kapolres Semarang, ia merinding melihat suasana penuh keguyupan ini.
Menurutnya jarang ditemui eks pemimpim bisa mengumpulkan eks anggota hingga mencapai 100 lebih seperti diperlihatkan oleh Agung Setya, tanpa ada sejarah manis terukir di antara mereka.
"Salam hormat dari Pak Kapolda Jateng, saya baru 50 hari menjabat merasakan suasana guyup seperti ini saya merinding," jelsnya.
Ia mengatakan, fisik Mapolsek Bawen ini diharapkan menjadi prototipe bagi Mapolsek lainnya. "Bersih megah dan diharapkan kenyamanan kelengkapan fasilitas diimbangi SDM yang bisa diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.