Menyoal PAN dan Syamsuar di 2024, Begini Analisa Pengamat

Panca-Setyo-Prihatin.jpg
(Kaumy.org)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) menyampaikan pesan terbuka dukungan untuk pemerintahan Provinsi Riau di bawah pimpinan Syamsuar.

PAN yang ditinggal Syamsuar pasca Pilkada 2018 dengan kembali merapat ke Golkar disebut Zulhas bukan masalah. Bahkan Zulhas menyebut tidak menutup kemungkinan kembali mendukung Syamsuar di 2024 mendatang.

"Kami dukung bapak dulu karena kami ingin Riau maju, Kalau Riau gak maju, kami malu. Makanya kepentingan pribadi itu harus dibawah kepentingan masyarakat. Kawan-kawan di PAN harus mendukung gubernur. Ya gak apa-apa jadi Ketua Golkar. Berkompetisi itu biasa, kadang kita bersama, kadang tidak," jelas Zulhas di Pelantikan Pengurus DPW PAN Riau, Minggu, 24 Oktober 2021.

Pengamat Politik, Panca Setyo Prihatin mengatakan pesan Zulhas ini sebagai bahasa politik yang mengindikasikan PAN tidak menempatkan diri sebagai oposisi Pemerintah Provinsi Riau.

"Kalau kita baca, apa yang dibahasakan pak Zulkifli Hasan ini kan soal etika politik. Mereka tidak mau kehilangan peran juga, karena bagaimanapun Pak Syamsuar Gubernur," jelas Panca, Senin 25 Oktober 2021.



Meski tidak menutup kemungkinan ini sebagai Psy war untuk mengungkit konflik yang pernah terjadi antara Syamsuar dan PAN di 2018, Panca menilai ada upaya rekonsiliasi PAN dan Golkar di Riau seperti yang terjadi di pusat dimana PAN merapat ke koalisi pemerintah.

"Pernyataan ini tak selalu satu definisi, banyak hal. Bisa Psy war, bisa tulus. Tapi sekali lagi politik ini dinamis. Hari ini mereka sama-sama berada di barisan pemerintah di pusat, bisa saja ini untuk menyelaraskan irama pusat di daerah," jelas Panca.

Menurut Panca bukan tidak mungkin keduanya berkoalisi di 2024 yang akan menggelar serentak Pilkada provinsi dan Kabupaten/Kota.

"Ini biasa lah dalam partai politik, kan politik kental dengan kepentingan. Kalau kepentingannya sama, semuanya lebih permisif. Mudah melupakan yang sudah-sudah," ungkapnya.

Tak hanya itu, Syamsuar dan Ketua DPW PAN, Alfedri pun sempat bekerja sama kala memimpin Kabupaten Siak mulai tahun 2011 hingga 2018. Menilik hal tersebut, Panca menilai duet ini bisa saja terulang dan menihilkan konflik PAN-Syamsuar.

"Cair itu, dalam politik mudah, sentimen itu biasa. Mereka akan bertemu lagi dalam satu titik kalau kepentingannya sama. Di Pilgubri ini bisa saja Pak Syam gandeng Pak Alfedri untuk mengawinkan Golkar dan PAN," ujar Panca.

Panca menilai konstelasi Pilkada Provinsi Riau masih amat dinamis jelang 2024. Sejumlah nama menurutnya potensial untuk maju dan berkoalisi termasuk Syam-Alfedri.

"Zukri Bupati Pelalawan potensial, PDIP hari ini nomor dua di Riau, Pak Wahid juga berpeluang karena PKB kita lihat menggeliat dimana-mana. Ini soal lobby-lobby politik. Termasuk Dinamika Pak Syam dan PAN, bukan sentimen yang berkepanjangan," tutup Panca.