Hasil Bedah Bangkai, Harimau Mati Karena Dehidrasi dan Infeksi Luka Jeratan

nekropsi.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Dari hasil neukropsi terhadap bangkai Harimau Sumatera yang ditemukan mati di Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis, didapati fakta harimau mati akibat infeksi pada kaki bagian kiri karena terkena jerat.

Pelaksana tugas Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Fifin Arfiana mengatakan, penyebab kematian harimau diduga karena dehidrasi berat serta infeksi pada kaki depan sebelah kiri.

“Keadaan bangkai sudah mengalami kaki dengan tali seling yang melilit pada kaki depan. Luka pada kaki sangat dalam,” ucap Fifin, Selasa, 19 Oktober 2021.

Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan, harimau telah terjerat lebih dari lima hari dan sudah mati kurang dari 24 jam.

“Neukropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan perkiraan berapa lama harimau mati.



Diketahui harimau berjenis kelamin betina, umur lebih kurang empat hingga lima tahun.

“Harimau berjenis kelamin betina, berumur lebih kurang empat sampai lima tahun, belum pernah melahirkan,” kata Fifin.

Sebelumnya, seekor Harimau Sumatera ditemukan mati terjerat di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis.

Pelaksana tugas Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau, Fifin Arfiana Jogasara mengatakan, masyarakat pada Minggu pagi, 17 Oktober 2021 menemukan seekor harimau terjerat.

“Tim Resort Bukit Baru segera ke lokasi untuk melakukan identifikasi awal, selanjutnya bersama Polsek Bukit Batu mengevakuasi bangkai harimau untuk menghindari kerumunan warga,” ucapnya, Minggu, 17 Oktober 2021.