RIAUONLINE - Kafein adalah zat alami yang ditemukan dalam daun, biji, dan buah dari lebih 63 spesies tanaman di seluruh dunia. Beberapa produk berkafein termasuk teh, kopi, minuman bersoda, dan minuman energi dengan kadar kafein lebih tinggi.
Kafein dalam minuman bertindak sebagai stimulan untuk menunda kelelahan, yang bisa menyebabkan insomnia pada orang rentan terhadap kafein. Kafein juga telah terbukti bertindak sebagai diuretik ringan yang membantu Anda untuk menurunkan berat badan.
Meskipun banyak penelitian ekstensif tentang kafein, ada banyak kesalahpahaman tentang komponen makanan ini. Berikut ini dilansir dari Times of India, ada 5 mitos paling umum tentang kafein.
1. Kafein membuat ketagihan
Anda mungkin pernah mendengar bahwa kafein bisa membuat seseorang kecanduan. Faktanya, kafein tidak akan membuat ketagihan. Tapi, seseorang mungkin akan mengalami sakit kepala, kelelahan dan mengantuk ketika berhenti minum kafein mendadak.
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung maksimal selama sehari dan bisa dikelola mudah dengan cara mengurangi asupan kafein secara bertahap.
2. Kafein meningkatkan risiko gagal jantung
Beberapa penelitian skala besar telah menunjukkan bahwa kafein tidak akan meningkatkan risiko kardiovaskular dan tidak berdampak negatif pada kolesterol serta detak jantung.
Meskipun orang yang sensitif terhadap kafein biasanya mengalami sedikit peningkatan tekanan darah. Tapi, kenaikan tekanan darah ini mirip dengan aktivitas normal, seperti menaiki tangga.
3. Kafein menyebabkan kanker
Ada cukup bukti ilmiah yang membuktikan bahwa kafein tidak akan meningkatkan risiko kanker. Dua studi skala besar di Norwegia dan Hawaii, termasuk lebih dari 20.000 orang tidak menemukan hubungan antara konsumsi kopi atau teh secara teratur dan risiko kanker.
4. Kafein meningkatkan risiko osteoporosis
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa asupan kafein bisa meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine. Tapi, kehilangan kalsium dalam urine Akibat kafein ini hanya berjumlah sedikit.
Kafein juga tidak mempengaruhi keseimbangan kalsium atau kepadatan tulang. Bahkan, semakin banyak penelitian telah mengonfirmasi bahwa asupan kafein bukanlah faktor risiko osteoporosis.
5. Kafein tidak boleh untuk ibu hamil atau sedang berencana hamil
Penelitian telah mengamati efek minuman berkafein pada faktor reproduksi. Studi menunjukkan bahwa konsumsi kafein moderat aman untuk ibu hamil dan anak yang belum lahir. Tak ada bukti kuat yang menemukan hubungan antara asupan kafein dan kemampuan untuk hamil.
Tapi, ada dua penelitian besar di Amerika Serikat tidak menemukan korelasi antara konsumsi kafein dan hasil kehamilan atau cacat lahir. Jadi, alangkah baiknya ibu hamil mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang atau sekitar 300mg per hari.
Artikel ini sudah tayang di SUARA.com