Laporan: SAHRIL RAMADANA
RIAU ONLINE, SIAK - Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Siak, Endang Sukarelawan mengatakan keributan saat rapat pleno pergantian Ketua DPRD Siak pada Senin (7/6) kemarin murni kesalahan Ketua Golkar Riau, Syamsuar.
Soalnya, rapat yang digelar di Kantor DPD II Partai Golkar Siak, Jalan Raja Kecik, Kota Siak Sri Indrapura itu mendapat restu dari Syamsuar yang juga menjabat Gubernur Riau tersebut.
"Jadi, Ketua DPD Golkar Riau Syamsuar harus bertanggungjawab atas keributan tersebut, karena mengizinkan rapat pleno yang infonya dihadiri juga oleh pengurus DPD Partai Golkar Riau," kata Endang dalam keterangan tertulis diterima Riauonline, Selasa (8/6/2021)
Endang juga menilai wacana pergantian Ketua DPRD Siak dari Azmi ke Ketua Golkar Siak Indra Gunawan merupakan cara memecah belah kader partai.
"Itu memecah belah kader. Apalagi Azmi merupakan Kader Golkar sejati dan terlahir dari kader Golkar akar rumput," kata dia.
Ia menilai Syamsuar terlalu memaksakan kehendak mendudukkan orang dekatnya, Indra Gunawan sebagai Ketua DPRD Siak.
"Yang dilakukan itu sangat jelas ambisi pribadi yang dibungkus dengan kepentingan partai. Sebagai kader senior Partai Golkar yang pernah memimpin Golkar Siak dua periode, saya sengat kecewa cara yang dilakukan itu," kata dia.
Jika memang bukan kepentingan pribadi, lanjut Endang, Ketua Golkar Riau Syamsuar semestinya mencopot Indra Gunawan dari jabatannya sebagai Ketua Golkar Siak, karena telah membuat gerakan untuk memecah belah para kader.
"Yang dilakukan Indra sangat berbahaya bagi kelangsungan nama besar Golkar di Siak. Jadi, seyogyanya, Pak Syamsuar harus mencopot jabatannya," kata mantan pasangan Syamsuar di Pilkada Siak 2006 silam itu.
Ia juga mengingatkan Syamsuar tentang masa kelabu Partai Golkar di Kabupaten Siak pada Desember 2004 silam. Di tahun itu terjadi keributan antar kader hingga terjadinya tembak-menembak dan pembakaran sejumlah kendaraan kader.
"Keributan di tahun itu juga karena ambisi pribadi kader. Untung saja waktu itu tidak ada menelan korban jiwa. Jadi, peristiwa kelam itu harus menjadi pelajaran bagi kader partai dari masa ke masa," kata dia.
"Yang namanya kader militan yang bersumber dari bawah (akar rumput), kalau disanding dengan kader pendatang baru yang bukan dari akar rumput partai, jika coba coba merusak tatanan etika partai, dapat dipastikan akan melawan. Inilah perumpamaan antara Azmi dan Indra Gunawan," kata dia.
Untuk itu Endang meminta agar Syamsuar menghentikan ambisi pribadi Ketua Golkar Siak Indra Gunawan merebut jabatan Azmi sebagai Ketua DPRD Siak. Jika hal ini berlarut-larut, Endang khawatir akan merembet pada DPD II Golkar se-Riau.
"Ujung-ujungnya nanti, berdampak pada kepemimpinan Pak Syamsuar sebagai Ketua Golkar Riau. Saya juga heran kenapa Azmi diginiin. Bukan kah Azmi itu bekas Sekretaris Partai Golkar di Siak masa Pak Syamsuar ketuanya. Jadi, kenapa diginiin. Apa karena Azmi terlalu loyal pada keputusan DPP pada Pilgub Riau 2018 lalu yang setia pada sikap partai, dan tidak mendukung Pak Pak Syamsuar karena tidak diusung Golkar waktu itu?. Ini yang jadi tandatanya saya terus," kata dia.
"Kalau lah penyebabnya karena Azmi loyal terhadap aturan partai, itu pendendam politik namanya. DPP harus tau tentang hal ini," kata dia.
Sementara Kepala Badan Pemenang Pemilu (Bapilu) Partai Golkar Riau, Zulfan Heri mengatakan rapat pleno tersebut merupakan lanjutan proses aspirasi pergantian Azmi sebagai Ketua DPRD Siak.
"Aspirasi ini sudah diproses jauh-jauh hari. Ini merupakan keputusan Musda dan Rakerda Golkar Siak," kata Zulfan dalam Video yang diperoleh Riauonline.