RIAUONLINE, PEKANBARU - Koordinator Koalisi Golongan Hutan, Ode Rakhman mengatakan survei yang dilakukan oleh Change.org dan Yayasan Indonesia Cerah terkait Krisis Iklim di Mata Anak Muda tahun 2020 memperlihatkan data bahwa 89% anak muda Indonesia merasa khawatir tentang dampak krisis iklim.
“Data tersebut menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, namun tantangannya adalah anak muda ini belum mau bergerak dan membesarkan isu-isu lingkungan hidup di Indonesia”, kata Ode Rakhman, Senin, 15 Maret 2021, saat diskusi media secara daring.
Hingga Februari 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa angka deforestasi di Indonesia menurun sebesar 75,03% pada kurun waktu 2019-2020, yakni berada pada angka 115,45 ribu hektar. Dibandingkan angka deforestasi pada tahun 2018-2019, sebesar 462,46 ribu hektar.
Hal ini perlu terus menjadi perhatian banyak pihak. Namun, di sisi lain, kejadian bencana banyak menimpa bumi pertiwi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 386 kejadian bencana alam yang telah terjadi sejak 1 Januari hingga 9 Februari 2021.
Bencana tersebut didominasi oleh bencana banjir 232 kejadian, puting beliung 73 kejadian dan tanah longsor 62 kejadian. BNPB menyatakan 98% disebabkan faktor hidrometeorologi atau faktor perubahan cuaca atau iklim.
Seperti diketahui, Koalisi Golongan Hutan mengajak anak muda Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan untuk mau bergerak menjaga kelestarian hutan dan lahan gambut.
Hal ini perlu segera dilakukan mengingat banyaknya bencana menimpa Indonesia yang 98 persen disebabkan oleh faktor hidrometerolog atau perubahan iklim.
Koalisi Golongan Hutan yang sudah berjalan 2 tahun sejak Januari 2019 terus berupaya untuk mengedukasi anak muda di Indonesia tentang berbagai tantangan dan permasalahan di sektor lingkungan hidup. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat terlibat dan menggaungkan pentingnya pengawasan dan pengelolaan berkelanjutan hutan dan lahan gambut di Indonesia.
Peran penting anak muda Indonesia dalam isu lingkungan disampaikan melalui Diskusi Media “Hutan dan Lahan Gambut Indonesia: Akankah Berpihak pada Generasi Mendatang?” yang diadakan secara daring pada Senin, 15 Maret 2021.
Diskusi turut dihadiri oleh anggota Koalisi Golhut, yakni Sapta Ananda Proklamasi, GIS Specialist Greenpeace Indonesia, Rony Saputra, Direktur Hukum Yayasan Auriga Nusantara serta Hasbi Berliani, Direktur Program Untuk Tata Kelola Berkelanjutan Kemitraan/Partnership.
Sebelumnya, ketume PDI-P Megawati Soekarnoputri menanyakan sumbangsih generasi milenial saat ini yang menurutnya hanya bisa berdemonstrasi, salah satunya demonstrasi menolak omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dalam beberapa hari terakhir.
Menurut dia, sumbangsih generasi milenial terhadap bangsa Indonesia belum terlihat selain melakukan demonstrasi tersebut.
"Anak muda kita jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya, hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?" kata Megawati dalam acara peresmian kantor PDI-P secara daring, Rabu (28/10/2020).
"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja," kata Megawati.
Ia pun menyayangkan demonstrasi yang berlangsung beberapa hari terakhir karena terjadi perusakan berbagai fasilitas publik, seperti halte transjakarta dan moda raya terpadu (MRT).
Ia menilai, tak ada satu alasan yang membenarkan demonstrasi boleh disertai aksi vandalisme, seperti perusakan fasilitas publik.