RIAUONLINE, PEKANBARU - Rencana pembangunan Desa Muara Sako oleh Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia - Kawasan Laut, Hutan dan Industri (LPLHI-KLHI) DPW Riau dan DPD Pelalawan menjadi desa wisata disambut baik masyarakat.
Disela-sela kegiatan goro persiapan tersebut, Lombut, selaku Batin atau Kepala Adat Desa Muara Sako yang didampingi Panglima Besar kepala polisi adat Muara Sako, Anhar sangat berterima kasih kepada rombongan LPLHI - KLHI.
"Saya mewakili masyarakat Desa Muara Sako, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kepedulian LPLHI - KLHI terhadap masyarakat, yang telah membantu moril dan immateril serta pemikirannya kepada kami," katanya.
Ia menyebut, selama ini hutan adat merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat Desa Muara Sako sehingga menjadikannya sebagai sentra wisata diharapkan dapat membuat hutan adat terjaga.
"Kami telah tinggal lama secara turun-temurun dalam kurun ratusan tahun memanfaatkan hutan sebagai sumber makanan, obat-obatan dan budaya Desa Muara Sako. Jika memungkinkan dan tidak ada aral melintang, kami sangat ingin mewujudkan sebuah destinasi wisata alam di hutan adat kami," ujarnya.
Lombut menerangkan, saat ini hutan adat hanya tersisa sekitar 19 Ha saja akibat alih fungsi hutan menjadi lahan kelapa sawit.
Upaya-upaya penyelamatan hutan adat di Desa Muara Sako tersebut perlu mendapat perhatian khusus dan menjadi bahan refleksi bagi pihak-pihak terkait. Ini penting agar hutan tidak sampai hancur atau tinggal padang ilalang.
Lombut menambahkan, jika hal tersebut dapat terwujud, akan menjadi satu keberkahan bagi Desa Muara Sako sebagai jaminan hutan adat tidak dikonversi menjadi kebun sawit.
"Kita dapat saling belajar untuk memajukan usaha wisata alam atau ekowisata untuk kesejahteraan kami khususnya dan masyarakat Kab. Pelalawan umumnya, agar hutan di daerah kami tidak dikonversi ke perkebunan kelapa sawit," harap Lombut.