RIAU ONLINE, PEKANBARU-Tewasnya pengusaha ternama di Batam dan seorang tokoh Bugis, Haji Permata meninggalkan duka bagi keluarga Paguyuban Pallapi Arona Ogie, serta Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di Riau.
Haji pertama tewas akibat ditembak oleh oknum petugas Bea dan Cukai (BC) sewaktu melakukan pengadangan terhadap penyelundup rokok ilegal.
Dikabarkan, Haji Permata ditembak pada bagian dada sebanyak 3 kali, 1 pada bagian dada sebelah kiri atau jantung dan 2 peluru lainnya tepat pada bagian tengah. Peristiwa penembakan tersebut terjadi di Perairan Desa Sungai Bela Kecamatan Kuindra, Kabupaten Inhil.
Banyak kejanggalan yang ditemukan Kontributor Riauonline.co.id saat pemaparan oleh Bea dan Cukai atas penembakan yang dilakukan. Dirangkup dari lapangan dan penjelasan, ini kejanggalan yang ditemukan.
1. Haji Permata Disebut Melawan Petugas
Kronologis peristiwa penembakan hingga menghilangkan nyawa disebutkan oleh pihak BC karena melawan petugas.
"Anggota kami sudah dalam posisi terdesak dan pelaku sudah menyerang dengan mengayunkan senjata tajamnya ke badan petugas. Dalam keadaan terdesak dan keselamatan jiwanya terancam maka petugas melakukan pembelaan diri dan terpaksa melakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku yang menyerang petugas Bea Cukai,” kata Syarif, Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga.
Haji Permata yang diperkirakan berumur 77 tahun itu disebutkan beberapa sumber tokoh Bugis di Batam dan Inhil sudah susah untuk bergerak dan berjalan sendirian.
"Haji Permata itu orangnya sudah tua, untuk berjalan saja beliau perlu ditopang, kok dikatakan menyerang," kata Edi Sindrang Ketua Paguyuban Bugis Pallapi Arona Ogie (PAO).
2. Petugas Bea dan Cukai Tidak Mengalami Luka-Luka
Petugas BC dikatakan Kepala BC Tembilahan Ari Wibawa Yusuf tidak ada mengalami luka-luka.
"Tidak ada luka-luka, petugas BC tidak ada mengalami luka tembak," ujarnya.
Padahal disebutkan dalam press release Dirjen BC, Haji Permata dan anak buahnya menyerang petugas BC.
Mereka melempari kapal BC 10009, BC 15040, BC 15041, dan HSC yang dikuasai Bea Cukai dengan bom molotov, mercon, serta kembang api. Tembakan peringatan beberapa kali dilakukan Satgas patroli laut Bea Cukai.
Peringatan itu tidak dihiraukan justru massa yang berjumlah belasan tersebut malah secara brutal menyerang petugas dengan senjata tajam sambil berupaya untuk merangsek masuk ke HSC yang telah dikuasai Bea Cukai yang hanya dikawal oleh empat orang petugas.
Pada satu kesempatan, kelompok penyerang tersebut berhasil menyandarkan kapal pancung mereka ke HSC yang dikuasai oleh petugas dan menyerang petugas dengan menggunakan senjata tajam dan menembakan mercon ke arah petugas. (Pres Release Dirjen BC).
3. Penembakan Terukur oleh Petugas BC kepada Haji Permata.
Dikatakan Syarif dalam penembakan Haji Permata oleh BC dilakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku yang menyerang petugas Bea Cukai.
Sementara Undang-Undang dalam Permenkeu RI tentang penggunaan senjata api Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pasal 13 ayat (2) penggunaan senjata api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diupayakan sedapat mungkin hanya untuk melumpuhkan.
Ayat (1) a, berbunyi: tidak adanya alternatif lain untuk menghentikan tindakan orang, sekelompok orang dan atau awak sarana pengangkut yang mengancam keselamatan jiwa pejabat Bea dan Cukai dan atau kapal Patroli.
Sementara dilaporkan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Haji Permata ditembak sebanyak 3 kali.
“Penembakan nya itu jarak dekat tanpa adanya tembakan peringatan sesuai SOP. Sangat brutal. Dan terlihat pelaku mengincar Pak Haji Permata. Ditembak 3 kali di bagian dada,” ungkap Masrur Amin, Ketua KKSS Batam.
4. Haji Permata Ditinggal di TKP setelah Ditembak
Ari Wibawa Yusuf mengatakan jenazah Haji Permata ditinggal setelah ditembak.
"Yang membawa jenazah Haji Permata adalah bukan pihak BC, tetapi rekan atau keluarganya Haji Permata," katanya.
Sementara pada pasal 18 ayat (1) setelah melaksanakan tahapan penggunaan senjata api Bea dan Cukai wajib;
- Memberikan bantuan dan perawatan kepada siapapun yang terluka atau terkena dampak dari senjata api Dinas.
- Memberitahu keluarga dari siapapun yang terluka atau terkena dampak penggunaan senjata api.
5. BC Tidak Memberikan Keterangan Petugas yang Melakukan Penembakan
Wartawan yang hadir pada press release di Kantor BC Tembilahan mempertanyakan terkait petugas mana yang melakukan tembakan. Pihak BC Tembilahan bungkam.
"Mengenai hal tersebut, saat ini masih dilakukan pendalaman. Sekarang petugas patroli Bea Cukai Tembilahan saat ini masih berada di Bea Cukai Kepri,” jawab Ari Wibawa ditanya Kontributor Riauonline.
Sementara peristiwa penembakan sudah terjadi pada Jumat pagi (15/1) lalu.
Begitu juga dalam press release Dirjen Bea Cukai yang mengatakan Patroli laut dilakukan oleh BC Tanjung Balai dan BC Tembilahan, namun tidak menyebutkan BC mana yang melakukan penembakan Haji Permata.
6. Satu Rekan Haji Permata Dikatakan Melompat ke Sungai, Belum Ketemu?
Dalam press release Dirjen BC dikatakan aksi pengejaran dilakukan namun ada 1 ABK Haji Permata yang melompat.
"Kapal BC 10009 tetap melakukan pengejaran hingga akhirnya anak buah kapal satu dari empat HSC tersebut kabur dengan cara melompat ke air. Setelah situasi lebih kondusif, Satgas patroli laut bea cukai berupaya mencari dan menyelamatkan awak kapal HSC yang sebelumnya terjun ke air, namun tidak mendapatkan hasil," kata Syarif.
Juga dikatakan BC Tembilahan, ABK tersebut hingga saat ini belum ditemukan.
"Belum, kami belum menemukan," kata Ari, kepala BC Tembilahan.
7. Batu dan Kayu yang Disiapkan Haji Permata
Masih dalam press release Dirjen BC mengatakan adanya batu dan kayu yang dipersiapkan Haji Permata dan ABK nya.
"Yang mengejutkan, dalam pencacahan juga ditemukan dua karung berisi batu dan kayu yang sepertinya disiapkan untuk melakukan perlawanan atau penyerangan kepada petugas,"
Sementara juga masih dirilis yang sama dikatakan mereka (ABK) melempari kapal BC 10009, BC 15040, BC 15041, dan HSC yang dikuasai Bea Cukai dengan bom molotov, mercon, serta kembang api.
Apalagi disebut saat Haji Permata melakukan penyerangan dengan senjata tajam, tidak ada disebutkan penyerangan dilakukan dengan batu dan kayu, padahal dikatakan ditemukan dua karung berisi batu dan kayu yang sepertinya disiapkan untuk melakukan perlawanan atau penyerangan kepada petugas.
8. Bea dan Cukai Tak Kenal Tongseng
Pasca penembakan, saat press conference BC Tembilahan terkait penembakan Haji Permata, salah satu anak Haji Permata dan Simpatisannya hadir. Beberapa kali mereka meneriakkan nama Tongseng.
"Tangkap penyelundup Tongseng, jangan hanya Haji Permata," teriak salah satu simpatisan.
Wartawan menanyakan kepada BC Tembilahan mengenai siapa Tongseng? Ari menjawab tidak tahu menahu.
"Kami tidak tahu," tukasnya.
Adapun jenis senjata yang digunakan oleh petugas BC dalam melakukan patroli adalah laras panjang dan Pistol. Artikel ini sudah terbit di Indraginione.com