(BBKSDA)
(BBKSDA)
RIAUONLINE, PEKANBARU-Sempat viral di media sosial, seekor Tapir di Kecamatan Logas, Kabupaten Kuansing, mati diduga karena perburuan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, menyebut tapir bukan mati karena ditembak, melainkan karena trauma fisik dan peradangan ginjal.
Beberap waktu yang lalu, jagad maya dihebokan dengan foto yang beredar di media sosial, ada seekor Tapir mati diduga karena perburuan, Jumat, 18 Desember 2020.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, mengatakan, kejadian tersebut di Kabuapten Kuantan Singingi, BBKSDA bersama Tim dari kepolisian menuju lokasi tersebut.
Baca Juga
“Dari hasil penyelidikan bersama, didapati fakta, pertama, memang ada bangkai Tapir di sana, ditemukan oleh sawaludin yang merupakan pemilik kebun tempat ditemukannya Tapir tersebut,” tutur Suharyono.
“Ketika itu Sawaludin bersama anak dan teman anaknya hendak menguburkan bangkai Tapir tersebut, anak nya memfoto bangkai Tapir tersebut dan di posting di medsos oleh temannya, sehingga foto itu menjadi viral,” tambahnya.
Suharyono, menambahkan, BBKSDA Riau kemudian menurunkan tim medis guna melakukan neukropsi terhadap bangkai Tapir tersebut.
“Dari hasil neukropsi diketahui Tapir itu betina, berusia sekitar 10 tahun, dan disimpulkan Tapir mati karena trauma fisik akibat luka pada rongga dada, peradangan ginjal, dan kaki kanan belakang luka parah karena terjerat,” kata Kepala BBKSDA Riau.
Selanjutnya, Kepala KSDA Riau, menyebut, Tapir tersebut mati karena stress, telah terkena jerat, kemudian dikejar oleh masyarakat sekitar karena kerap memakan hasil kebun warga.
“Untuk luka di dada tidak ditemukan proyektil misalkan ada upaya penembakan terhadap Tapir,” tutupnya.