RIAUONLINE, PEKANBARU - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengapresiasi minimnya angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi Riau sepanjang 2020.
Ia menyebut bahwa hal ini, hasil dari kolaborasi dari semua pihak mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah provinsi Riau serta elemen Gakkumdu lainnya.
Selain itu, Siti Nurbaya juga menyebut modifikasi cuaca sebagai salah satu jurus jitu dalam pencegahan karhutla di Riau sepanjang 2020.
"Kita mempelajari tipe-tipe awan yang bisa direkayasa untuk bisa menjadi hujan, sehingga kalau kita lihat ada awan dan di bawahnya gambut langsung dilakukan modifikasi cuaca sehingga gambutnya basah" jelas Siti Nurbaya Sabtu, 14 November 2020.
Ia menyebut dengan rekayasa cuaca ini, angka hotspot di Riau dapat ditekan terutama pada periode rawan di bulan Mei hingga September 2020.
"Belajar dari peristiwa 2019 dan peristiwa-peristiwa sebelumnya, maka saya bilang pokoknya sebelum lebaran, masuk bulan puasa modifikasi hujan di Riau, Sumatera Selatan, Jambi harus dilakukan" jelasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa rekayasa cuaca ini dilakukan hingga bulan September 2020 dikarenakan adanya perpanjangan atau pergeseran masa kemarau
"Jangan berhenti modifikasi hujannya, jangan dihentikan. Pelajari terus pergerakan awalnya awannya. Jadi yang direkayasa bukan awannya tapi menjatuhkan awan itu menjadi air hujan" jelasnya.
"Teori klimatologi nya itu jumlah hari hujan dalam satu bulan dalam 10 hari berapa banyak curah hujan yang jatuh, maka di situ ketahuan ini ini kering banget atau hujan banget itu bisa dibaca," katanya.
Dalam hal rekaya cuaca ini, dia menyebut ia dibantu oleh ahli IPB dan Universitas Airlangga, BPTP dan TNI.