Begini Metode Rehabilitasi Pecandu Narkoba

ruang-rehabilitasi.jpg
(fitri)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sebagai lembaga sosial yang fokus dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba, Yayasan Sarasehan memiliki program rehabilitasi. Program ini juga terbagi atas rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap didukung secara resmi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Program rehabilitasi rawat Jalan ditujukan pada penyalahguna narkoba yang masih pada tahap coba pakai hingga teratur pakai. Intensitas terapi diberi dengan pertemuan yang tidak terlalu sering.

“Sebab kerusakan fisik, psikologis maupun sosial klien belum terlalu parah,” kata Ismi, konselor adiksi Yayasan Sarasehan.

Biasanya kata dia, tahap ini ditemui pada anak sekolah dan orang aktif bekerja dengan kondisi tekanan tertentu. Program ini juga ditujukan pada seorang Ibu yang tidak bisa meninggalkan anak untuk rehabilitasi rawat inap.



Metode yang digunakan program rawat jalan adalah dengan pendekatan konseling Motivational Interviewing (MI) dan Cognitive Behavior Therapy (CBT). Lama rehabilitasi rawat jalan harus dijalani oleh klien tergantung pada kebutuhan dan perubahan dilakukan oleh yang bersangkutan.

“Minimal dilakukan dalam 8 kali sesi konseling berdurasi 45 – 60 menit,” ucapnya.

Program rehabilitasi rawat inap ditujukan pada penyalahguna narkoba yang sudah dalam tahap teratur pakai hingga kecanduan.

“Pada tahap ini pengguna narkoba memiliki rutinitas hidup tidak normal dan memilki masalah serius secara fisik, psikis serta hubungan sosial dengan keluarga dan lingkungannya,” katanya.

Metode yang digunakan adalahk kombinasi dari metode CBT dan Therapeutic Community (TC), yaitu sekumpulan orang dengan masalah yang sama, tinggal di satu tempat yang sama, memiliki seperangkat aturan, filosofi, norma dan nilai serta kultur yang disetujui, dipahami dan dianut bersama, dan semua dijalankan demi pemulihan diri masing-masing.

“Rawat inap kita fokus pada klien perempuan, kalau laki-laki kita transfer ke lembaga lain,” ujarnya.