Laporan: DEFRI CANDRA
DEFRI CANDRA, PEKANBARU - Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan aksi ricuh yang dilakukan oleh mahasiswa gadungan, Guntur Yuliawan dan rekannya sudah direncanakan sebelum demo di DPRD Riau, Kamis 8 Oktober 2020 lalu.
Menurut Agung, Guntur dan tiga orang rekannya sudah merencanakan aksi anarkis ini di rumahnya pada malam sebelum demo di DPRD Riau.
"Guntur berkumpul dengan teman-temannya di rumahnya dan berencana melakukan aksi demo anarkis dengan meminjam almamater temannya, almamater Unilak warna kuning," ucap Agung kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 13 Oktober 2929.
Saat ini Kapolda dan jajarannya masih menyelidiki serta mendalami motif dan siapa dalang dari tindakan anarkis tersebut.
"Saat ini kami belum bisa menjelaskan siapa yang punya ide tindakan pengrusakan dan penyebab kerusakan serta kerusuhan pada aksi demo kemarin. Kami masih mendalami dan menyelidikinya," pungkas Agung.
Sebelumnya diketahui, Ratusan Mahasiswa dari berbagai Universitas melakukan aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja atau omnibus law di Depan Kantor DPRD Riau .
Namun, aksi tersebut berujung ricuh dan sejumlah mahasiswa terprovokasi oleh oknum-oknum sehingga lemparan batu kepada aparat kepolisian berupa botol, batu dan kayu tidak terelakkan.
Merasa tidak puas, Guntur dan mahasiswa lain melampiaskan kekesalan pada sebuah mobil polisi yang terparkir di Hotel Tjokro, Pekanbaru.
Mobil tersebut dilempari batu, ditendang oleh Guntur dan digulingkan secara bersama-sama oleh sejumlah mahasiswa yang videonya viral dan tersebar di media sosial.