Untung Ada Sawit, Walau Terpuruk, Ekonomi Riau Tak Seburuk Provinsi Lain

Kebun-Sawit.jpg
(istimewa)

Laporan: Sigit Eka Yunanda

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ekonomi Riau mengalami kontraksi cukup serius di triwulan ke-II 2020. Gubernur Riau Syamsuar menyebut bahwa hal ini tidak terlepas dari kondisi harga minyak yang turun. 

Usai Rapat Paripurna pengesahan APBD-P Riau 2020 bersama DPRD pada 30 September lalu, Syamsuar mengkonfirmasi penurunan 3,2% ekonomi di Riau, namun ia masih menunggu kepastian analisa yang dilakukan oleh BPS.

"Ya terkontraksi 3,2. Ekonomi Riau memang sangat tergantung pada minyak. Tapi kita tunggu laporan resmi BPS tanggal 5 November" ujarnya

Kondisi ini cukup dimaklumi sebab Riau memang sangat berharap dengan Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas (Migas) dengan perusahaan Swasta di sektor ini.



Atas hal ini Syamsuar menyebut Pemprov tengah mencari solusi alternatif guna memulihkan ekonomi Riau sebab jika tidak, bukan tidak mungkin Riau mengalami resesi di kuartal III Ekonomi 2020. 

Salah satu yang akan dimaksimalkan Riau adalah produksi sawit yang menjadi andalan selain sektor migas.

"Alhamdulillah harga sawit kita bagus, dan tidak terganggu covid. Karena itu kondisi ekonomi Riau masih bisa lebih baik dibanding provinsi-provinsi lain"

Dikutip dari Medcom.id, Analis Energi dari Commerzbank Research, Eugen Weinberg menyebut penurunan harga ini ini terpengaruh akibat pandemi Covid 19. "Krisis korona dan permintaan bahan bakar jet yang sangat lemah menggantung di pasar" 

Di tengah kondisi covid yang meminimalisir pergerakan masyarakat terutama perjalanan jauh menggunakan pesawat membuat permintaan akan minyak menurun dan stok menjadi berlimpah. 

 

Tercatat pada akhir September lalu harga minyak mentah Brent turun USD2 atau 4,6% menjadi USD41,15 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate turun USD1,80 atau 4,38% menjadi $ 39,31 per barel.