(istimewa)
Selasa, 29 September 2020 19:26 WIB
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU – Kelengkeng, buah manis berbentuk seperti mata kucing ini merupakan buah yang sangat disukai banyak orang. Sigit, seorang petani sukses membudidayakan kelengkeng di Jalan Kadiran, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau.
Petani Kelengkeng asal Pekanbaru, Sigit memberi tips agar sukses budidaya kelengkeng seperti yang sudah dijalaninya.
Sigit memiliki kebun kelengkeng, di Jalan Kadiran, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya dengan hasil sangat memuaskan. Bahkan satu pohon kelengkeng bisa menghasilkan Rp 5 juta.
Sigit memberikan sedikit bocoran kait sukses menanam kelengkeng.
Sigit mempunyai standar operasional budidaya kelengkeng. Lebar lubang tanam 80 cm dengan kedalaman 70 cm. Tanah yang digunakan untuk menanam kelengkeng adalah top soil atau tanah yang ada dipermukaan yang kemudian dipindahkan ke lubang tanam.
Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, dolomit dan TSP. Setelah satu bulan penanaman dilakukan pemupukan susulan NPK. Interval (jarak) pemupukan dilakukan 45 hari sekali dengan dosis 2-2,5 sendok makan.
Baca Juga
Pupuk kandang yang digunakan bisa berasal dari sapi, ayam dan kambing. Pupuk kandang diberikan 3 bulan sekali.
Pestisida yang digunakan adalah jenis insektisida atau pestisida khusus serangga. Ia cenderung melakukan pencegahan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) , ia tidak menganjurkan pemberantasan OPT.
OPT menjadi perhatian untuk dikendalikan adalah briket.
“Biasanya muncul di malam hari kemudian memakan pucuk daun yang akan mekar,” katanya.
Kelengkeng sudah bisa berbuah sedari umur 1,5 – 2 tahun setelah tanam. Kelengkeng berbuah 3 kali dalam 2 tahun. Dari bunga hingga panen diperlukan waktu 5,5 bulan.
Sigit meggunakan pupuk untuk merangsang pertumbuhan bunga. Pohon akan berbunga sebulan setelah diberi pupuk tersebut.
“Jadi bisa kita atur untuk tidak terlalu mengikuti musim pembungaan alami dan penjualan tidak putus,” ucapnya.
Hal yang paling diperhatikan dalam budidaya kelengkeng yaitu pengairan. Pengairan yang dilakukan bisa menggunakan vestigasi dengan menanam pipa ke dalam tanah atau dengan selang secara manual. Penyiraman dilakukan sesuai keadaan cuaca. Jika kemarau penyiraman dilakukan 3 kali sehari.
“Tanaman selalu butuh air,” tegasnya.