Daun Gaharu Bisa Jadi Teh, KPH Kuansing Minta Mesin Oven Pengering ke Pusat

Abriman.jpg
(Riau Online)

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Provinsi Riau di Kabupaten Kuansing menargetkan pengembangan dua tanaman yakni gaharu dan aren di Kabupaten Kuansing.  

Menurut Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kuansing, Abriman, potensi tanaman gaharu di Kabupaten Kuansing cukup banyak. Namun memang petani gaharu kini belum tahu kemana mereka akan menjual hasil tanaman gaharu dan daun gaharu.

"Mulai tahun ini kita berdayakan petani yang ada, kita juga sudah lakukan pengajuan mesin cetak dan mesin oven pengering ke pusat. Guna mesin ini nanti bisa untuk produksi teh gaharu," kata Abriman, Jumat, 20 Juni 2020.

Menurut Abriman, jadi tidak hanya batang gaharu yang bisa menghasilkan uang, tapi daun gaharu sebenarnya juga bisa dijual. "Daun ini bisa dijadikan teh, maka kita akan siapkan mesin nanti kita akan tampung langsung daunnya," katanya.

Untuk gaharu, kata Abriman, itu daunnya bisa dipanen setelah berumur dua tahun. Kalau untuk gaharunya baru bisa dipanen itu biasa berumur 5 tahun keatas. "Tahun ini kita sudah fokus bantu petani gaharu dan petani aren di Kuansing," katanya.

KPH, kata Abriman, akan melakukan pembinaan terhadap petani gaharu ini sampai berhasil. "Kalau sekarang kan belum ada kita dengar yang berhasil, maka seluruh petani yang memiliki pohon gaharu ini akan kita bina sampai mereka berhasil dan menikmati hasil dari pohon gaharu, karena selain gaharunya juga daunnya bisa dijadikan uang," katanya.

"Permohonan alat sudah masuk untuk 2021, doakan saja alat bisa datang tahun depan, sehingga kita bisa produksi teh gaharu di Kuansing," katanya.

Kemudian untuk tanaman aren, disampaikan Abriman, kini pihaknya tengah fokus melakukan pengembangan dan pembinaan untuk petani aren di desa Siberakun, Kecamatan Benai. Dan tidak menutup kemungkinan pembinaan juga akan dilakukan kepaad petani yang lain memiliki kebun tanaman aren.

"Aren ini juga menjanjikan, air niranya saja sekarang sudah Rp 20 ribu per kilo. Sekarang lagi tren, belum lagi gula aren bisa diproduksi dan dijual," katanya.