(istimewa)
Rabu, 11 Maret 2020 06:38 WIB
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua DPW PKS Riau, Hendry Munief mengungkapkan rasa kecewa kader PKS di akar rumput atas tidak komitmennya Gubernur Riau Syamsuar.
Seperti diketahui, sebelumnya Syamsuar juga mengingkari janji dari DPP partai PAN untuk menjadi kader dan memimpin partai PAN jika memenangkan Pilgubri 2018 lalu.
Sedangkan janji dengan PKS, Syamsuar membuat komitmen dengan DPP PKS untuk memberikan jabatan Wakil Bupati Siak kepada PKS, mendampingi Wakil Syamsuar, Alfedri.
"Banyak dari Kader PKS menyampaikan kepada saya kekecewaannya dengan Pak Syamsuar yang tidak komitmen dengan janji politiknya," kata Hendry, Selasa, 10 Maret 2020.
"Janji Politik beliau kepada PKS Wakil Bupati Siak dari PKS setelah beliau menjadi Gubernur dan pak Alfedri menjadi Bupati Siak sampai saat ini belum terealisasi," tuturnya.
Padahal, DPP PKS sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) terkait pengisian jabatan Wabup Siak kepada Indra Isnaini yang merupakan kader PKS juga mantan anggota DPRD Riau tahun 2009-2014.
Ditambahkan Hendry, pihaknya akan menentukan sikap politik terhadap tidak jelasnya Syamsuar saat ini. Penentuan sikap ini akan disampaikan setelah DPW PKS bersama fraksi PKS DPRD Riau menggelar musyawarah.
"Ya jelas ini menjadi bahan evaluasi kita ke depan khususnya dalam menghadapi Pilkada 2020 mendatang," tegasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, klaim Sekretaris DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau, Markarius Anwar, menyatakan, kursi Wakil Bupati yang ditinggalkan Alfedri, merupakan jatah dan komitmen untuk kader partai berbasis Islam tersebut.
Namun, klaim PKS itu dibantah oleh mantan Bupati Siak, Syamsuar, kini menjabat Gubernur Riau. Syamsuar terpilih sebagai Gubernur Riau (Gubri) usai diusung tiga partai Partai Amanat Nasional (PAN), PKS dan Nasdem, dalam kompetisi Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2018 lalu.
"(Komitmen dengan) Sohibul Iman (Presiden PKS)? Darimana kau tahu? Mana Pak Eka (Markarius Anwar) tadi? tanya dialah," kata Syamsuar, Kamis, 23 Mei 2019.
PKS sendiri kala itu memberikan 3 kursinya kepada Syamsuar-Edy Natar Nasution agar bisa melangkah ke Pilgubri. Terbukti sejumlah kader akar rumput PKS konsisten dalam mengkampanyekan Syamsuar dan Edy Natar hingga menang Pilgubri 2018.
Usai dilantik sebagai Gubernur Riau, Rabu, 20 Februari 2019, secara otomatis jabatan Bupati Siak diembannya sejak 2016 silam, beralih ke wakilnya, Alfedri. Wakil Bupati Siak itu merupakan Ketua DPD PAN Siak. Kursi Wabup inilah kemudian menjadi polemik, kader partai mana berhak mendudukinya.
Syamsuar menjelaskan, ia tidak bisa menentukan siapa akan menjadi Wakil Bupati Siak pengganti Alfedri. Sebab hal tersebut harus melalui kesepakatan antar 4 partai koalisi.
"Mana bisa saya menentukan? Prosesnyakan melalui partai, ada 4 partai. Keempatnya membuat kesepakatan. Kalau dari kesepakatan keluar PKS, PKS-lah Wabupnya," kata Syamsuar menjelaskan.
Sebelumnya, Bendahara DPW PKS Riau, Markarius Anwar mengatakan, partainya pantas mendapatkan kursi Wakil Bupati mengingat Syamsuar dan Alfedri sudah buat komitmen dengan Presiden DPP PKS, Sohibul Iman saat pencalonan Pilgubri 2018 silam.
"Ini bukan jatah istilahnya, lebih kepada hak, karena PKS sudah banyak berkontribusi kepada Pak Syamsuar," ungkap Politisi kerap disapa Eka ini, Sabtu, 2 Februari 2019.
Dikatakan Anggota DPRD Riau Dapil Siak-Pelalawan ini, selama ini PKS selalu memberikan dukungannya kepada Syamsuar dan Alfedri dalam dua kali Pemilihan Bupati Siak.
Pembicaraan terkait posisi Wakil Bupati ini bahkan juga sudah dibicarakan oleh Syamsuar dan Alfedri dengan DPP PKS saat meminta "perahu" guna melangkah menuju Pilgubri.
"Itu komitmennya langsung dengan DPP, kita di daerah hanya memantau saja," tegasnya.