Ada 70 Ribu Truk Odol Beroperasi di Riau, Maret Akan Ditertibkan

6-Truk-bertonase-tinggi-yang-ditahan-dishub-siak.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau akan segera menertibkan truk tonase yang Over Dimension Over Loading (Odol) yang marak beroperasi di Riau. Dijadwalkan Maret mendatang tim gabungan akan melakukan razia truk Odol beroperasi di Riau.

"Penertiban truk berukuran dan bermuatan lebih akan kita mulai Maret besok. Itu sudah diputuskan dalam rapat bersama Ditlantas Polda Riau, Propam Polda Riau, Provost Polda Riau, Polisi Militer, dan kepala dinas perhubungan kabupaten/kota se Provinsi Riau," kata Kepala Dinas Perhubungan Riau, Taufiq OH, Minggu 19 Januari 2020.

Dishub Riau bersama pihak terkait sudah melakukan rapat bersama pekan lalu membahas rencana penertiban truk Odol tersebut. Dengan dikerahkannya lintas instansi dari TNI/Polri dan dinas perhubungan kabupaten/kota, pihaknya optimis penertiban truk Odol nanti dapat berjalan dengan lancar.

Pihaknya mengimbau kepada perusahaan yang menggunakan kendaraan truk Odol agar segera menormalisasi dan mengembalikan kendaraan ke bentuk standar lagi. Sehingga tidak melanggar aturan. Sebab pihaknya banyak mendapatkan laporan perusahaan di Riau banyak yang menggunakan truk Odol.



"Kita ingatkan bagi pengusaha transportasi untuk memeriksa kembali kendaraannya sebelum beroperasi di jalan raya yang ada di Provinsi Riau," ujar Taufik.

Berdasarkan data Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IV Riau Kepri jumlah truk odol di Riau yang belum dilakukan normaliasi mencapai 70 ribu unit truk odol yang harus dilakukan normalisasi.

"Ini pekerjaan rumah yang sangat berat buat kami, dan kami akan bekerja keras untuk mencapai target zero odol 2021," kata Kepala BPTD Wilayah IV Riau Kepri, Ajie Panatagama.

Dengan jumlah bengkel Karoseri yang bisa melakukan pemotongan dan normalisasi truk odol memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menormalisasi 70 ribu unit truk odol di Riau.

"Ini akan terus kita gesa, karena kita masih punya waktu sampai akhir 2021, mudah-mudahan bisa tercapai," katanya. (*)