Anjlok di 2019, PPP Optimis Bisa Bangkit

Suharso.jpg
(Hasbullah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, meyakini partainya bisa bangkit di Pemilu 2024 mendatang jika melihat hasil pemilu 2019 lalu.

Pasalnya, meski PPP hanya bisa mengirimkan 19 kadernya ke Senayan, namun secara perhitungan suara cukup baik. Dimana PPP mendapatkan suara sebanyak 6,3 juta suara.

"Kita lolos Parliamantary Thereshold (PT) 4 persen dengan jumlah 6,3 juta suara. Kalau dihitung, kita terbeli kursi mahal, satu orang mewakili 331 ribu suara. Angka yang tinggi sekali. Ini prestasi luar biasa, ini menempatkan PPP menjadi partai dengan suara termahal diantara parpol yang bertarung di Pileg. PDIP saja, 128 kursi dengan suara hanya 27 juta," jelasnya di hadapan kader PPP se-Riau, Minggu, 3 November 2019.

Tak hanya itu, berdasarkan data yang ada, PPP bahkan nyaris mendapatkan tambahan kursi di 7 Dapil di Indonesia, namun karena selisih suara yang tipis kursi tersebut diberikan pada partai lain. Selisih tersebut mulai dari seribu, tiga ribu hingga sepuluh ribu.



"Saya sudah hitung, kalau kita pakai sistem lama, sistem Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), kita dapat 27 kursi," tambahnya.

Ketika diwawancarai usai acara Musyawarah Kerja Wilayah dan Pembekalan anggota DPRD se provinsi Riau, Harso mengatakan sudah seharusnya sistem Pemilu diubah pada Pemilu 2024 mendatang.

"Ya saya kira, kita harus evaluasi sistem pemilu. Kan kita setiap pemilu selalu mengubah UU. Artinya kita sudah uji coba segala macam sistem. Hampir semua parpol akan berpikir ke sana, apakah nanti sistem Pemilu akan tertutup lagi atau masih terbuka, nanti akan direvisi," jelasnya.

Ditambahkan Harso, revisi UU Pemilu ini nantinya akan diperjuangkan oleh PPP melalui komisi II DPR RI, terlebih di komisi yang bermitra dengan KPU ini PPP mendapat jabatan Wakil Ketua Komisi II, yakni Muhammad Arwani Thomafi.