(istimewa)
Selasa, 15 Oktober 2019 16:07 WIB
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Masyarakat Anti Fitnah dan Hoax (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, mengingatkan sejumlah masyarakat terutama kalangan muda untuk menghindari bahaya hoax saat ini.
Pasalnya, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia, hal tersebut juga menjadikan Indonesia rawan penyebaran hoax.
Hal ini diperparah dengan tutupnya sejumlah media cetak yang akhirnya membuat masyarakat mengandalkan medsos sebagai alat untuk mendapatkan informasi.
Hal tersebut disampaikan Septiaji dalam acara seminar "Mengenal Tools Google Untuk Filter Informasi dan Hoax di Era Disrupsi" yang diselenggarakan oleh Riauonline.co.id di hotel the Zuri, Pekanbaru.
Dikatakan Septiaji, saat ini dunia sedang mengalami era post truth, dimana dalam fase ini masyarakat kerap melihat berita berdasarkan like or dislike.
"Kita menyukai informasi yang kita senangi, tidak jarang kita menyepelekan informasi yang benar hanya karena kita tidak menyukai informasinya," jelasnya, Selasa, 15 Oktober 2019.
Tak hanya itu, saat ini masyarakat tengah menghadapi fenomena The Death of Expertise atau matinya kepakaran. Dalam fenomena ini masyarakat tidak lagi mempercayai suatu ahli atau pakar.
Baca Juga
Dicontohkannya, saat ini sedang terjadi fenomena dimana masyarakat lebih mempercayai pernyataan netizen dibandingkan pendapat para ahli.
"Jadi, yang diikuti bukan lagi pakar," tambahnya.
Kemudian, Septiaji memberikan tips kepada masyarakat dalam menghindari hoax yang bisa saja menyerang semua orang, termasuk kaum intelek sekalipun.
Masyarakat harus sabar ketika mendapatkan kabar. Artinya, harus dilakukan penelusuran lebih mendalam terhadap kabar yang beredar tersebut, termasuk menelusuri sumber informasi yang menyebarkan kabar itu.
Selanjutnya yang kedua, setiap pengguna media sosial harus memahami antara narasi informasi tersebut dengan fotonya.
Septiaji kemudian menampilkan sebuah foto karyawan PLN yang tengah berfoto dengan mengacungkan jari jempol dengan telunjuk membentuk huruf L.
Di foto tersebut terdapat narasi bahwa karyawan PLN ini merupakan simpatisan salah satu Paslon di Pilpres 2019 lalu.
"Padahal foto ini jauh sebelum Pilpres, tapi karena dibumbui dengan narasi seperti itu makanya menjadi ribut," imbuhnya.
Terakhir, Septiaji memberikan dua website sebagai pedoman bagi masyarakat untuk mengetahui hoax atau tidaknya sebuah informasi yang tengah viral. Yakni, turnbackhoax.com dan cekfakta.com yang didalamnya tergabung Riauonline.co.id dengan 20an media lainnya.