Mahasiswa Riau Duga TN Tesso Nilo Hanya Tinggal 20 Ribu Hektar

mahasiswa-pertanyakan-luas-tesso-nilo.jpg
(Hasbullah)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Study Mahasiswa Riau menggelar aksi di kantor DPRD Riau mendesak DPRD mengusut dugaan pembabatan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa menjelaskan luas lahan TNTN yang semula 83.000 hektar, diduga sekarang hanya tersisa 20.000an rasa akibat pembalakan liar dan kebakaran hutan dan lahan.

Padahal, TNTN diharapkan bisa menjadi solusi menyelematkan alam dari pembalakan liar dan perambahan hutan.

Selain itu, menteri LHK pada 2016 lalu juga sudah mengucurkan dana besar-besaran untuk melakukan reboisasi dengan menanam pohon jengkol dan durian di kawasan TNTN.

"Proyek ini menjadi mainan bagi pemangku kepentingan di BBKSDA," kata koordinator aksi, Robby, Selasa, 10 September 2019.



Untuk itu, mahasiswa mendesak Kepala BBKSDA mundur dari jabatannya dan meminta kementerian LHK untuk segera mengevaluasi struktur BBKSDA serta meminta pertanggungjawaban mereka terkait program penghijauan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Tak hanya BBKSDA, mahasiswa juga mendesak kepala Balai TNTN juga mundur dari jabatannya karena terbukti tidak bisa menjaga dan mengurus TNTN selama ini.

DPRD Riau, lanjut mereka, juga harus membentuk tim pencari fakta untuk menelusuri dugaan keterlibatan kepolisian di Pelalawan dalam pembalakan dan pembalakan hutan di TNTN.

"Kami juga menduga adanya praktik jual beli lahan konversi di kawasan TNTN yang melibatkan oknum-oknum tertentu," pungkasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Riau yang menyambut aspirasi mahasiswa, Hardianto, yang didampingi anggota DPRD Riau lainnya Syafruddin Iput berjanji akan memfollow up laporan dari mahasiswa ini.

"Bahwa Taman Nasional Tesso Nilo yang mereka curigai hanya tinggal 20 ribu. DPRD Riau tidak akan segan menindak oknum yang berada di belakang ini semua, selama itu demi kepentingan bumi Riau," kata Hardianto.

Terkait dugaan BBKSDA yang memainkan proyek reboisasi di TNTN, Hardianto menjelaskan pihaknya akan memfollow up masalah ini ke pimpinan sementara.