Dosen Fakultas Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSK Riau, Sekaligus pakar lingkungan Dr. Elviriadi
(Tanjung)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Pakar lingkungan provinsi Riau, Elviriadi, menyoroti Gubernur Riau Syamsuar melakukan pencitraan dengan memasuki parit dan mengangkat sampah yang ada di dalam parit tersebut.
Hal tersebut dilakukan Syamsuar dalam agenda merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Riau yang ke 62 dengan tema Riau Hijau dan Bermartabat.
Menanggapi hal ini, Elviriadi, menilai sah-sah saja Gubernur Riau melakukan pencitraan seperti itu, namun aksi ini harus diikuti dengan serangkaian program lanjutan.
"Mungkin aksi tadi pagi itu tujuannya untuk memicu agar orang memulai kerja di lapangan, tapi dari sisi lain belum terlihat apa action pak Syam untuk mewujudkan Riau hijau ini," ujar Dosen UIN Suska ini, Rabu, 14 Agustus 2019
Elviriadi bahkan, mengingat Gubernur Riau agar aksi Riau Hijau hari ini jangan terhenti sebatas acara seremonial mengangkat sampah dari parit seperti yang dilakukan oleh Walikota Surabaya, Risma.
"Konsep Riau Hijau dan Bermartabat ini jangan hanya sebatas angkat sampah dari plastik saja. Tadi itu cuma seremonial, kita minta itu harus diikuti dengan statement yang jelas dari mulut pak syamsuar langsung, bagaimana kelanjutan konsep ini, apa langkah kongkritnya," kata Elviriadi.
Apalagi, dengan status Syamsuar yang menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla, aksinya dalam memadamkan api dan mencegah kebakaran lanjutan sangat dinantikan publik
Masyarakat Riau, sambungnya, sangat menunggu agenda apa yang disiapkan Syamsuar dalam mewujudkan Riau Hijau bermartabat dan Syamsuar bisa memulai dengan pengidentifikasian lahan ilegal.
"Misalnya melakukan identifikasi penertiban lahan yang ilegal, reboisasi di lahan kritis, terutama lahan gundul yang ada ditengah masyarakat, koordinasi dengan Bupati supaya melakukan reboisasi. Ini yang belum terlihat aksinya," jelas Elviriadi.
Sebagai pakar lingkungan, Elviriadi bahkan belum mendapatkan penjelasan tentang konsep Riau Hijau yang digaung-gaungkan oleh Syamsuar. Untuk itu ia berharap Syamsuar segera menyampaikan itu lewat media massa.
"Minta lah satu halaman saja point apa yang bisa dilakukannya dengan Riau hijau. Kita menyarankan terucap lansung dari lisan pak Syam apa yang akan dikerjakannya. Bukan bahasa, tunggu program OPD dan sebagainya," tuturnya.
"Gubernur di negara lain, seperti di Malaysia dan Filipina, mereka itu menempel di kepalanya apa konsep mewujudkan suatu program, tidak mengandalkan Kadis dan tim transisi saja," tutupnya.
Untuk diketahui, Provinsi Riau menjadi provinsi dengan hotspots terbanyak yang ada di pulau Sumatera, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat 18 titik dengan tingkat kepercayaan 50 persen.
Sementara, di tingkat kepercayaan 70 persen ada sekitar 8 titik api dengan titik api terbanyak di kabupaten Rokan Hilir.
Namun, di kondisi seperti ini Syamsuar malah melakukan seremoni dengan turun ke parit seputaran masjid Raya Annur untuk memungut sampah yang ada di dalam parit.