Abrasi Sangat Kuat, Chevron Tanam Bakau di Pesisir Pantai Dumai dan Meranti

Chevron-Tanam-Bakau.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara, afiliasi dari the Nature Conservancy, (YKAN TNC), meluncurkan Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Provinsi Riau.

Program ini merupakan upaya konservasi hutan mangrove dan ekosistemnya dengan fokus pada faktor ekologi, sosial, dan ekonomi. Peluncuran program diselenggarakan di Bandar Bakau, Pengkalan Sesai, Kota Dumai, Sabtu, 27 Juli 2019, dihadiri Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPEE KLHK) Tandya Tjahjana, Sekda Provinsi Riau Ahmad Hijazi, Wali Kota Dumai Zulkifli AS, Kepala Departemen Operasi SKK Migas Sumbagut Haryanto Syafri, dan perwakilan Pemkab Bengkalis.

Dalam acara tersebut, karyawan PT CPI dan YKAN bersama masyarakat melakukan aksi bersih-bersih sampah dan diskusi interaktif meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian hutan bakau.

Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Mangrove Sedunia jatuh setiap 26 Juli. Dengan ekosistem hutan mangrove seluas 143 ribu hektare tersebar di wilayah Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Meranti, Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hilir, Riau berpotensi menjadi pusat riset dan pengembangan hutan mangrove di Pulau Sumatera.

Namun, daya dukung lingkungan tidak memadai menyebabkan penurunan fungsi hutan bakau akibat kerusakan disebabkan maraknya pembalakan liar untuk kebutuhan bahan bakar, alih fungsi lahan, bahan komoditas, dan abrasi.

Melihat potensi ini, sebagai tahap awal, program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Provinsi Riau dilaksanakan di dua lokasi, Pangkalan Sesai, Kota Dumai, dan Teluk Pambang, Kabupaten Bengkalis.



“Saat ini, kami akan fokus pada studi desain rencana restorasi kawasan pesisir di Pangkalan Sesai dan Teluk Pambang. Hasil studi diharapkan selesai akhir tahun ini, sehingga implementasi program dapat dimulai tahun 2020,” kata Wahyu Budiarto, Sr Vice President Corporate Affairs PT CPI.

Dua hari sebelumnya, PT CPI dan YKAN menggelar “Lokakarya Pengelolaan Pesisir Terpadu” di Pekanbaru untuk membangun sinergitas perencanaan pengelolaan pesisir terpadu di Riau.

Para peserta berasal dari perwakilan pemerintah provinsi, organisasi nirlaba, akademisi, pegiat lingkungan, dan media. Darwis Mohammad Saleh, seorang pegiat pelestarian mangove di Bandar Bakau Dumai, menyatakan, penyelamatan kawasan mangrove harus diprioritaskan.

Sebab, lanjutnya, hutan mangrove berperan sebagai benteng pertahanan kawasan pesisir. Diperkirakan, 80 persen hasil ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan mangrove, baik secara langsung maupun tidak.

Akarnya yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting menyaring air dari kotoran dan polutan lainnya menghasilkan air bersih. Program Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu merupakan bagian dari kerja sama PT CPI dan YKAN melalui Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA).

Aliansi kemitraan ini bertujuan mengembangkan, memperkenalkan, dan mengimplementasikan pengelolaan kawasan pesisir yang terpadu dan berkelanjutan. Rangkaian kerja restorasi mangove merupakan bagian kesepakatan bersama PT CPI dan YKAN selama 12 bulan dalam periode kerja sama selama lima tahun.

“Restorasi ekosistem mangrove bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga tanggung jawab semua pihak, termasuk pihak swasta. Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi semua pihak yang membantu implementasi program MERA ini,” kata Direktur BPEE KLHK, Tandya Tjahjana, mewakili Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK.

KLHK, tuturnya, siap mendukung pengelolaan terpadu seperti MERA untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi hutan mangrove di Indonesia. MERA merupakan inisiasi yang dikembangkan YKAN guna menjawab kekhawatiran kerusakan sumber daya alam, khususnya mangove.

“Kemitraan multipihak MERA ini merupakan jawaban untuk mengatasi permasalahan pengelolaan kawasan pesisir. Restorasi dan konservasi ekosistem hutan mangove merupakan tindakan prioritas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di pesisir dan pelestararian keanekaragaman hayati,” tambah Ketua YKAN, Rizal Algamar. Selain di Riau, program MERA serupa juga sudah diimplementasikan di hutan mangrove di Teluk Jakarta.