BEGINILAH kondisi lahan gambut terdampak abrasi hempasan ombak Selat Malaka dengan akar-akar pohon tercerabut, Kamis, 18 Juli 2019, di sisi timur Pulau Bengkalis.
(RIAUONLINE.CO.ID/ANDRIAS)
RIAUONLINE, BENGKALIS - Abrasi pantai yang tengah dihadapi kabupaten Bengkalis menjadi sorotan berbagai pihak, baik dari para aktivis lingkungan, masyarakat hingga pemerintah pusat.
Anggota Komisi B DPRD Bengkalis, Rianto mengakui pihaknya saat ini tengah fokus mencarikan solusi terhadap abrasi pantai yang menelan 40 meter tanah Bengkalis setiap tahunnya.
Politisi PAN ini meyakini, apabila kondisi terus begini maka lama-lama pulau-pulau di Bengkalis akan hilang ditelan lautan sehingga perlu perhatian serius.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui kementerian terkait, mereka juga sudah turun ke lapangan, di APBD 2020 nanti akan kita perlebar anggaran untuk abrasi pantai ini, kita sudah sampaikan ke Pemkab Bengkalis," ujar Rianto, Minggu, 21 Juli 2019.
Menjelang Pilbup Bengkalis 2020, Rianto menegaskan bahwa siapapun yang berniat maju sebagai Bupati Bengkalis wajib membuat komitmen terkait permasalahan abrasi pantai.
"Makanya visi misi bupati mendatang, wajib mencantumkan solusi abrasi pantai ini, siapapun calonnya. Program penyelematan pantai harus disiapkan," tegasnya.
Selama ini, pihaknya memang sudah menganggarkan untuk mencegah abrasi pantai ini, namun anggaran dari kabupaten tidak akan cukup karena untuk mengatasi itu harus dengan pembangunan turap.
Oleh karena itulah, peran dari Pemerintah Pusat sangat diperlukan dalam menganggarkan pembangunan turap melalui APBN, begitu juga dengan Pemprov Riau.
"Bengkalis ini kan masih menjadi bagian provinsi Riau, juga sebagai salah satu pulau terluar Indonesia, kalau mengharapkan dari APBD kabupaten tidak akan cukup," tambahnya.