RIAUONLINE, PEKANBARU - Meski sempat ramai diperbincangkan wacana untuk memindahkan bandara Sultan Syarif Kasim II beberapa waktu lalu, namun hingga hari ini belum ada perkembangan terkait rencana pemindahan ini.
Anggota Komisi IV DPRD Riau, Markarius Anwar, mengakui bahwa memang dulu sempat ada wacana pemindahan tersebut di kawasan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan).
Namun, seiring tampuk kekuasaan dipegang oleh Syamsuar, politisi PKS ini mengatakan bahwa kemungkinan wacana tersebut belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat ini.
Sebab, Syamsuar sendiri saat ini sedang menggesa pembangunan jalan darat yang sudah sangat hancur karena berbagai faktor, baik karena banjir, intensitas kendaraan melintas, hingga banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas.
"Pak Syam kan juga sudah keliling Riau, ya kita harap jalan di Riau ini tingkat kemantapannya bisa 90 persen lah," kata pria yang kerap disapa Eka ini, Minggu, 30 Juni 2019.
Kemudian, Eka menjelaskan, bahwa bandara Sultan Syarif Kasim II masih bisa dipakai dalam beberapa tahun ke depan, apalagi saat ini sedang ada pembangunan tempat parkir.
"Itu kan artinya, masih bisa dipakai dalam jangka panjang. Sekarang prioritas ke jalan sajalah, lagian kalau bangun bandara tentu butuh biaya besar lagi," ulasnya.
Disinggung mengenai bandara di Provinsi Jawa Barat yang mengalami perpindahan ke bandara Kertajati, Eka menilai hal tersebut tidak bisa dipandang sama, pasalnya intensitas bandara di Jabar jauh lebih tinggi dari SSK II.
"Itu sebenarnya tergantung kapasitas, beda hal nya dengan tidak memenuhi syarat. Kita di Riau ini harus mengukur. Berapa tahun SSK bisa menampung?," tambahnya.
Meski demikian, Eka meyakini Pemprov Riau tidak akan kesulitan dalam mencari lahan baru untuk dijadikan bandara pengganti SSK, dimana ada banyak kawasan kebun yang bisa dijadikan bandara nantinya.
"Lahan PTPN V kan masih banyak, kalau urusan sama BUMN tentu tidak akan sulit nanti pemindahan lahannya," tutupnya.
Sebelumnya, pada tahun 2018 lalu, Syamsuar menyatakan berkeinginan untuk melakukan pemindahan bandara dari Pekanbaru ke kawasan Siak.
"Saya pernah bersama istri dan anak saya dari Batam, di SSK itu sampai 3 kali baru bisa mendarat dengan baik. Sampai sejuk tangan anak dan istri saya saat itu. Naik Lion waktu itu, waktu naik Garuda juga sama. Dan pak Alfedri juga pernah merasakan hal yang sama," kata Syamsuar, Senin, 2 Juli 2018.