RIAUONLINE, PEKANBARU - Sebagai bentuk protes terhadap penggunaan kotak kardus dalam Pemilu 2019 kali ini, BEM Universitas Riau (UR) mendatangi kantor KPU dengan membawa kotak kardus dengan logo KPU.
"Kotak kardus ini simbolik bahwa keamanan kotak kardus tak terjamin dimana banyak kotak suara yang sudah terbuka dan rusak," kata Mensospol BEM UR, M Hafiz Ona Hadi Putra, Senin, 29 April 2019.
Padahal, Pemilu serentak di Indonesia diklaim akan menjadi contoh bagi negara demokrasi lainnya, namun ternyata uji coba Pemilu serentak gagal total.
"Saya rasa ini uji coba yang gagal," tegasnya.
Adapun, kotak kardus berwarna cokelat tersebut dibawa oleh beberapa mahasiswa dengan pegangan kayu dan diangkat saat orasi berlangsung.
Sebelumnya, Seratusan mahasiswa dari Universitas Riau mendatangi kantor KPU Riau guna meminta pertanggungjawaban KPU terhadap banyaknya permasalahan yang terjadi di Pemilu 2019 ini.
Mensospol BEM UR M Hafiz Obat Hadi Putra mengatakan pihaknya sudah mengurus sekitar 800an mahasiswa yang tidak ber-KTP Pekanbaru untuk bisa mendapatkan A5 sebagai syarat pencoblosan.
Dari 800 orang diakui Hafiz hanya 600 orang yang lolos verifikasi, namun dari 600 orang tersebut hanya sedikit sekali yang bisa menyalurkan hak pilihnya.
"Untuk pemilih yang menggunakan A5 ternyata tidak disediakan surat suara secara khusus, mereka beralasan ada potensi DPT yang tidak bisa memilih sehingga sisanya bisa untuk A5," kata Hafiz, Senin, 29 April 2019.
Alasan ini, ujar Hafiz, sangat lucu sebab selama ini KPU selalu bersosialisasi agar masyarakat tidak Golput, namun disisi lain mereka berharap ada DPT yang tidak memilih.
"Ini kan lucu, mereka sosialisasi tapi ternyata mereka berharap masyarakat tidak memilih, sehingga ada sisa untuk A5," tegasnya.