RIAUONLINE, PEKANBARU - Seratusan mahasiswa dari Universitas Riau mendatangi kantor KPU Riau guna meminta pertanggungjawaban KPU terhadap banyaknya permasalahan yang terjadi di Pemilu 2019 ini.
Mensospol BEM UR M Hafiz Obat Hadi Putra mengatakan pihaknya sudah mengurus sekitar 800an mahasiswa yang tidak ber-KTP Pekanbaru untuk bisa mendapatkan A5 sebagai syarat pencoblosan.
Dari 800 orang diakui Hafiz hanya 600 orang yang lolos verifikasi, namun dari 600 orang tersebut hanya sedikit sekali yang bisa menyalurkan hak pilihnya.
"Untuk pemilih yang menggunakan A5 ternyata tidak disediakan surat suara secara khusus, mereka beralasan ada potensi DPT yang tidak bisa memilih sehingga sisanya bisa untuk A5," kata Hafiz, Senin, 29 April 2019.
Alasan ini, ujar Hafiz, sangat lucu sebab selama ini KPU selalu bersosialisasi agar masyarakat tidak Golput, namun disisi lain mereka berharap ada DPT yang tidak memilih.
"Ini kan lucu, mereka sosialisasi tapi ternyata mereka berharap masyarakat tidak memilih, sehingga ada sisa untuk A5," tegasnya.
Namun, ternyata partisipasi masyarakat cukup tinggi sehingga pengguna A5 tidak bisa memberikan hak suaranya. Padahal, pengguna A5 banyak yang menunggu sampai jam 12.
Kemudian, lanjut Hafiz, KPU menggelar PSU dan PSL karena banyak TPS yang kekurangan surat suara, namun lagi-lagi dia pengguna A5 tidak juga dapat memilih.
"Ternyata PSU dan PSL hanya untuk yang sudah terdaftar di formulir C7," pungkasnya.
Dalam aksi kali, BEM meminta KPU RI untuk segera mengklarifikasi banyak hal terkait seluruh permasalahan yang ada sekarang agar publik tahu mana yang hoax dan real.
Selain itu, BEM UR juga mendesak agar KPU RI segera merealisasikan santunan yang ditujukan kepada keluarga petugas TPS yang kehilangan nyawa karena menjalankan tugasnya.