RIAUONLINE, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengakui gambut yang masuk dalam wilayah kerja mereka masih mengalami kebakaran pada 2019 ini.
Kepala Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Riau, Sarjono Budi Subechi kepada wartawan akhir pekan ini mengatakan BRG tengah menganalisa kebakaran yang melanda di daerah intervensi yang tercatat terjadi di Kepulauan Meranti dan Kota Dumai tersebut.
"Kita tengah menganalisa situasi tersebut. Setiap kesatuan hidrologis gambut kita analisis. Kubahnya dimana, airnya dimana dan kemana arah airnya," katanya.
Lebih dari 2.800 hektare lahan di 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau terbakar hebat pada 2019 ini.
Kebakaran terjadi di Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai. Tiga wilayah diatas secara geografis sama-sama berada di pesisir Provinsi Riau, yang dilanda musim panas cukup ekstrim dengan curah hujan minim.
Dalam laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kebakaran juga terpantau terjadi di daerah intervensi BRG, seperti Desa Lukun, Meranti dan beberapa titik di Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai, Kota Dumai.
Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Sumatera, Soesilo Indrarto mengakui bahwa daerah intervensi BRG tidak bermakna wilayah itu terbebas dari kebakaran lahan. Namun, dia memastikan bahwa kebakaran yang terjadi di wilayah intervensi hanya terjadi pada bagian permukaan.
Kondisi berbeda jika daerah tersebut belum masuk area intervensi BRG. Dia menyebut, kebakaran kemungkinan besar akan terjadi lebih parah, karena gambut dalam kondisi benar-benar kering.
"Terbakar, tapi hanya bagian permukaan. Kemarin saya cek di Meranti, tapi yang terbakar hanya bagian permukaan karena level ketinggian air gambut terjaga pada 40 sentimeter. Tidak seperti yang terjadi pada 2018 dimana api masuk ke dalam bagian bawah gambut," jelasnya.
Hal yang sama juga ia jelaskan di TWA Sungai Dumai. Di areal konservasi tersebut, kebakaran terjadi di dekat sekat kanal yang dibangun BRG. Dia mengatakan kebakaran di TWA Sungai Dumai juga hanya terjadi di permukaan.
Kedua kondisi tersebut, katanya, menjadi bahan penelitian BRG dalam upaya memulihkan gambut rusak dan mencegahnya dari terbakar. (**)