RIAUONLINE, PEKANBARU - Ahli filsafat yang juga pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa hari ini rapat di Istana negara adalah membahas tentang kecemasan terhadap kekalahan.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa yang menanyakan fenomena beberapa tagar yang menjadi trending dunia terkait permintaan agar peneliti dunia mengawasi pemilu di Indonesia.
"Kalau saudara perhatikan, hari ini rapat di istana itu soal kecemasan terhadap kekalahan. Kekalahan ini sedang berlangsung. On going," kata alumni kampus UI ini.
"Kenapa? Karena survey terakhir kompas misalnya membuat petahana rapat 32 jam sehari," jelas Rocky saat mengisi acara bedah akal sehat di GOR Tribuana Pekanbaru, Rabu, 27 Maret 2019.
32 jam ini, dijelaskan Rocky terdiri dari 24 jam rapat menangisi kecenderungan akan kekalahan, dan 8 jam lagi membahas perencanaan kecurangan.
"Kalau orang yang berambisi untuk menang, dan melihat ada trend untuk kalah, reaksi primitifnya adalah melaksanakan kecurangan," sambungnya.
"Saudara lihat, wajah saudara wajah gembira karena wajah menjemput kemenangan yang tak terhindarkan. Itu bedanya, makanya saya mendorong LSM menaikkan tagar agar dunia mengawasi pemilu di Indonesia. Lalu penguasa panik dan bilang itu tak perlu," ulasnya.