Habitat Makin Sempit, Gajah Masuk Perkebunan Warga Pekanbaru

Gajah-liar.jpg
(BKSDA Riau)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Sebelas ekor gajah liar meringsek masuk perkebunan warga di pesisir Kota Pekanbaru, tepatnya Kecamatan Rumbai.

Puluhan tanaman warga mulai dari kelapa hibriba, pisang dan ubi rusak. Selama dua hari terakhir, kawanan gajah itu masih bertahan di pinggiran ibu kota provinsi Riau tersebut.



Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan tengah melakukan upaya penggiringan kawanan gajah liar tersebut.

Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sukmantoro Selasa mengatakan upaya penggiringan dilakukan dengan cara manual.

"Upaya teman-teman melakukan penggiringan dengan petasan. Kalau memang tidak efektif, baru kita turunkan gajah jinak," kata Heru.

Sesuai rencana, gajah-gajah liar yang mulai terdeteksi sejak Senin awal pekan ini akan digiring ke Taman Hutan Rakyat (Tahura) Minas, Kabupaten Siak.

"Jarak penggiringan ke Tahura tidak terlalu jauh, sekitar empat kilometer. Efektifnya kita giring ke sana sehingga kita masih gunakan cara manual dahulu," tuturnya.

Lebih jauh, Heru menuturkan jika 11 ekor gajah liar yang merusak perkebunan kelapa hibrida, pisang serta tanaman ubi warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru tersebut berasal dari salah satu Kantong Gajah diantara Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Minas, Siak.

Diperkirakan, sebanyak 22-24 ekor gajah liar masih mendiami kantong gajah tersebut. Mereka terbagi dalam dua kelompok besar. "Yang masuk ke Rumbai itu kelompok sebelas. Mereka terus bermigrasi untuk mencari makan dan melakukan penandaan wilayah dia," paparnya.

Belakangan, lanjutnya, habitat gajah yang semakin terancam dengan semakin banyaknya perkebunan sawit serta pemukiman membuat intensitas kemunculan mereka terus terjadi. Padahal, sebagian besar lokasi kemunculan mereka yang dianggap mengganggu dan menjadi hama bagi manusia adalah 'home range'. (**)