Paska penolakan Neno Warisman, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, melakukan kunjungan ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Senin pagi, 27 Agustus 2018
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Paska penolakan Neno Warisman, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, melakukan kunjungan ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Senin pagi, 27 Agustus 2018. Pertemuan itu membahas berbagai hal terkait kondisi Riau.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, mengatakan, kedatangan Kapolda tersebut ke LAMR untuk bersilaturahmi. Saat itu, Kapolda disambut Ketua LAM Riau, Datuk Seri Syahril Abubakar dengan seluruh pengurus LAM Riau. "Kapolda Riau silaturahmi ke LAM Riau," kata Sunarto.
Datuk Seri Syahril Abubakar berterima kasih kepada Kapolda Riau yang telah menjalin silaturahmi kepada LAMR. Lembaga adat ini telah didirikan pada tahun 1970 oleh Gubernur Riau, Arifin Achmad.
Pada kesempatan itu juga dibahas terang Blok Rokan. Diharapkan, pengelolaannya lebih baik dan menjadi sesuatu yang besar nantinya.
"Mengenai Blok Rokan, semoga dalam pengelolaan lebih baik dan menjadi sesuatu yang besar nantinya," kata Widodo.
Mantan Wakil Kapolda Jawa Timur ini juga membahas tentang situasi menjelang Pilpres 2019. Menurutnya, situasi akan lebih panas khususnya wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
"Sedangkan untuk wilayah Timur sampai saat ini masih dalam keadaan aman. Sampai saat ini kami melakukan pelayanan serta pengamanan dengan baik demi ketentraman masyarakat," ucapnya.
Terpisah, Datuk Seri Syahril Abubakar menyebutkan, kedatangan Kapolda Riau terkait dugaan pengacau dari luar Riau saat kejadian di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang terkesan dibiarkan. Ia menyebutkan, dugaan itu perlu didalami.
"Kita akan gelar rapatnya Rabu (Lusa). Kalau benar orang di luar Riau tentu kita pertanyakan, kenapa mengatasnamakan orang Riau. Kalau benar dia orang Riau, tentunya setiap orang Riau ada paguyubannya," tegasnya.
Kalau nanti orang-orang itu masyarakat Riau, LAMR akan merangkul paguyubannya. "Kita akan bicara dengan pimpinan paguyubannya," ucapnya.
Ia menekankan, masyarakat Melayu berbudaya dan beradat. Itu harus ditegakkan dan tak ada tawar menawar. "Kalau pun ada orang kita melakukan itu berarti dia tidak menegakkan adat istiadat secara penuh," tegasnya.
Meski begitu, Datuk Seri Syahril Abubakat memastikan, kalau LAMR tidak berpihak kepada siapa pun, baik yang pro maupun kontra. "Kita di tengah-tengah. Kalai tidak, bagaimana kita menyelesaikannya," tegasnya. (***)