RIAUONLINE. BANGKINANAG -Masyarakat Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar mempunyai tradisi unik merayakan puasa 6 hari bulan Syawal setelah hari raya Idul Fitri.
Tradisi yang dikenal dengan Hari Rayo Onam (Hari Raya Enam) disambut meriah oleh masyarakat setempat, berbagai kegiatan dilakukan untuk mempersiapkan acara yang akan berlangsung esok hari, Sabtu (23 Juni 2018).
Tradisi yang juga dikenal dengan hari raya zora (Ziarah kubur) ini disambut dengan membersihkan dengan areal pemakaman, jalan hingga membuat Lemang, panganan tradisional yang terbuat dari ketan dan dimasak dalam ruas bambu tersebut.
Sejumlah masyarakat yang rumahnya disambangi RIAUONLINE.CO.ID, pagi hingga sore, Jumat (22 Juni 2018) di Desa Muara Uwai Bangkinang tengah disibukkan dengan membuat lemang yang memang membutuhkan waktu yang lama untuk menanaknya hingga ketan benar-benar matang.
Selain itu membuat lemang juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam mengatur api sehingga lemang tidak gosong.
Menurut, Mak Siti (60) proses menanak lemang dari mulai persiapan santan hingga ketan sampai meletakkan potongan bambu yang sudah berisi ketan disangrai hingga matang membutuhkan waktu hingga 12 jam.
Tradisi Hari raya Enam biasanya diawali masyarakat dengan berkumpul di salah satu mesjid lalu mengarak anak yatim kemudian berkumpul dipinggir sungai kampar sambil melakukan makan bersama anak yatim dan seluruh warga perantau yang datang.
Setelah acara jamuan makan diadakan, selanjutnya diadakan pesta rakyat bagi anak-anak generasi muda untuk mempererat tali persaudaraan diantara mereka dengan acara pacu goni dan panjat pinang serta tarik tambang, selain itu, bagi kaum laki-laki di hari raya enam juga melakukan takziah di setiap pemakaman umum didaerah tersebut yang mencapai 13 tempat.
Tradisi Hari Raya Enam tak hanya di Kecamatan Bangkinang saja, kebiasaan serupa juga dilaksanakan masyarakat di Kecamatan Tambang, Kecamatan Kuok dan tempat lainnya di Kabupaten Kampar. (*)