LAPORAN : HASBULLAH TANJUNG
RIAUONLINE, PEKANBARU - Presiden Jokowi dinilai memanfaatkan Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai bentuk peningkatan elektabilitas disaat isu #2019GantiPresiden sedang berkembang.
"Ini tidak bisa kita lepaskan dari kepentingan politik menjelang Pilpres, belakangan ini kan merebak isu ganti presiden, jadi inilah momennya merebut hati dengan memberikan THR besar-besaran," ungkap Pengamat Politik, Saiman Pakpahan, Selasa 5 Juni 2018.
Dibalik kesempatan ini, Saiman juga menyebutkan Jokowi mengorbankan Daerah demi meningkatkan elektabilitasnya dibalik isu yang menggoyang posisi Jokowi di Istana.
"Struktur pemerintahan kita kan hierarki, daerah kan hanya perpanjangan tangan, mau tidak mau daerah harus membayar, sementara perbedaan kondisi keuangan setiap daerah kan berbeda,"ujar Dosen Universitas Riau ini.
Sedangkan Riau sendiri, saat ini sedang melakukan defisit anggaran ditambah lagi beban THR, sehingga pembangunan akan terganggu dengan pengalihan anggaran kepada THR yang dinilainya hanya menghambur-hamburkan uang ini.
"Ini kan berbohong-bohong saja kerjaannya pemerintah, mereka janjikan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, tapi tidak jadi membangun karena THR ini," jelasnya.
Saiman mengingatkan pemerintah pusat agar tidak berpikir Parcial, sehingga hanya memikirkan kesejahteraan ASN saat ada momen-momen seperti sekarang ini.
"Jangan berpikir parcial, sehingga ketika ada momen seperti ini tampil ke depan, seolah paling peduli pada ASN," tegasnya.
Saiman bahkan tidak segan mengatakan apabila kebijakan Presiden Jokowi terkait THR sama halnya dengan telur mata sapi, di mana ayam yang bertelur namun sapi yang mendapat nama.
"Bisa jadi begitu, daerah yang kewalahan, malah pusat yang dapat nama," tutup Saiman.