RIAU ONLINE, PEKANBARU - Hasil hitung cepat (Real Count) berdasarkan Form C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Kota Pekanbaru, akhirnya sempurna dimasukkan datanya.
Dari data suara yang masuk keseluruhan tersebut di 1.769 TPS, pasangan calon petahana (incumbent) bernomor urut 4, Firdaus-Ayat Cahyadi, unggul dengan perolehan suara 92.384 (32,99 persen).
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 17 Februari 2017, Firdaus-Ayat jauh meninggalkan pasangan nomor urut 5, Dastrayani Bibra-Said Usman Abdullah. Pasangan ini memperoleh 61.234 suara (21,86 persen), disusul nomor 4 Ramli Walid-Irvan Herman dengan 58.785 suara (20,99 persen).
Sedangkan dua pasangan calon perseorangan, Herman Nazar-Defi Warman mengantongi 45.956 suara (16,41 persen) dan Syahril-Said Zohrin 21.715 suara (7,75 persen).
Baca Juga: Walau Menang, Mayoritas Pemilih Pekanbaru Tak Inginkan Firdaus-Ayat
Dari 559.715 pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), warga Pekanbaru menggunakan hak pilihnya berjumlah 290.908 orang. Perinciannya, 127.829 pemilih laki-laki dan 144.479 perempuan.
Sebelumnya, Ketua Jurusan Ilmu Politik Pasca-Sarjana FISIP Universitas Riau, Hasanuddin mengatakan, berdasarkan penghitungan suara (real count) dilakukan KPU secara online, memperlihatkan kecenderungan mayoritas pemilih di Kota Pekanbaru menginginkan perubahan dan pemimpin baru.
Pasalnya, berdasarkan data yang masuk di https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t2/riau/kota_pekanbaru, hasilnya, pasangan calon (Paslon) incumbent atau petahana, Firdaus-Ayat Cahyadi hanya memperoleh 74.202 suara atau 32,01 persen, selebihnya, 67, 99 persen di antaranya memilih empat paslon lainnya.
HASIL real count berdasarkan Form C1 yang masuk ke kpu.go.id, Kamis, 16 Februari 2017, pukul 15.30 WIB.
"Ini artinya hampir 68 persen lebih pemilih di Pekanbaru menginginkan dipimpin pemimpin baru, inginkan perubahan, sedangkan 32 perssen lainnya petahana," kata Hasanuddin kepada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 16 Februari 2017.
Sebelumnya, pekan lalu, mahasiswa Pascasarjana FISIP Universitas Riau merilis hasil survei yang dilakukan pada 11-22 Januari 2017 silam dengan jumlah sampel 527 responden. Dari jumlah tersebut, margin of error 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode penarikan sampel digunakan adalah multistage random dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara tatap muka menggunakan kuisioner tertutup.
Klik Juga: Ini Hasil Sementara Penghitungan Suara Pilwako Kota Pekanbaru
Hasanuddin menjelaskan, ketika survei dilakukan mahasiswa pascasarjana tersebut, swing voters di atas 60 persen dan 49 persen responden masih merahasiakannya.
Selain itu, survei ini juga memperlihatkan responden akan memilih pasangan nomor urut 1 Syahril-Zohrin (2 persen), nomor 2 Herman-Defi (2 persen), nomor 3 Firdaus-Ayat meraih 30 persen, nomor 4 Ramli-Irvan (8 persen), dan nomor 5 Ide-Said Usman (9 persen).
Berdasarkan persentase dan perolehan suara yang masuk ke KPU Pekanbaru, Kamis, 16 Februari 2017 lalu, paslon 1 Syahril-Said Zohrin 17.631 suara (7,61 Persen), nomor urut 2 Herman Nazar-Defi Warman 40.469 suara (17,46 persen), nomor 4 Ramli Walid-Irvan Herman 49.354 suara (21,29 persen) dan Dastrayani Bibra-Said Usman Abdullah 50.142 (21,63 persen)
"Dari jumlah merahasiakan itu, mayoritas enggan memilih incumbent, petahana. Mereka memberikan suaranya ke paslon 1 sekitar 5 persen, paslon 2 (15 persen), paslon nomor 3 (dua persen), paslon nomor 4 (13 persen), dan nomor 5 (12 persen)," kata penyandang gelar doktor ilmu politik Universitas Gajah Mada ini.
Andai, tutur Hasanuddin, swing voters ini digarap serius oleh pasangan calon, belum tentu petahana, Firdaus-Ayat bakal menang. Ternyata responden kebanyakan elite masyarakat tersebut tidak memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru 2012-2017 ini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline