Kolonel Sungkono (sebelah kanan, dengan bunga dikancing) Gubernur Militer I/Panglima Divisi I, ketika dalam perundingan genjatan senjata lokal (local cease fire) di daerah Kediri, Jawa Timur pada Agustus 1949
(FACEBOOK MATAPADI)
RIAU ONLINE - Sungkono, dikenal sebagai sosok yang ramah dan tabah. Demikian kesaksian Wiliater Hutagalung dalam autobiografinya.
Namun pada suatu peristiwa yang sebenarnya untuk tujuan baik tetapi berakibat fatal, Kolonel Sungkono yang jarang marah bahkan terhadap anak buahnya memperlihatkan kemarahannya.
Kemarahan yang pernah disaksikan Wiliater itu diperlihatkan Sungkono saat niat baik untuk menolong tanpa sengaja justru memicu musibah, seperti dilansir dari Facebook Matapadi, Selasa, 10 Januari 2017.
Berawal ketika sebuah pasukan di satu daerah tertentu mengalami kekurangan makanan. Kabar ini ternyata sampai ke telinga Bung Tomo yang sedang melakukan siaran dari kota Malang.
Bung Tomo yang bermaksud baik kemudian menyiarkan seruan kepada bagian perbekalan atau dapur umum untuk mengantarkan makanan kepada pasukan tersebut.
Baca Juga: Demi Bertahan Hidup Untuk Rebut Irian Barat Prajurit Ini Makan Sepatu
Niat baik itu seketika berubah menjadi musibah saat seruan Bung Tomo melalui radio yang dapat didengar semua pihak ternyata juga didengar oleh pihak musuh.
Celakanya, musuh yang juga mendengar siaran radio Bung Tomo, segera menembakkan peluru-peluru mortir ke arah sasaran yang telah disebutkan oleh Bung Tomo.
Peristiwa ini diketahui oleh Kolonel Sungkono hingga ia tak mampu membendung amarahnya yang tentu saja ditujukan kepada Bung Tomo. Dengan geram Sungkono berseru, "Kirim Bung Tomo ke sini! Kita akan potong jarinya untuk dijadikan peluru!".
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline