Perhelatan akbar Himpunan Mahasiswa Islam yang ke-29 Sudah berlangsung. Forum tertinggi dalam keorgansasian sang Hijau-Hitam tersebut diselenggarakan dua tahun sekali, hari ini Tanah Melayu Riau yang menjadi tuan rumah tempat berlangsungnya pesta akbar demokrasi ala HMI. Kadernya berdatangan dari berbagai penjuru tanah air berkumpul di Kota Bertuah ini.
Peserta penggembira, Peninjau, peserta penuh dan berbagai senior turun gunung dalam nuansa sillaturrahmi atas dasar kekeluargaan HMI. Dilain sisi dinamika kongres berjalan cepat menyusuri ruang dan waktu. Dinamika itu juga yang akan membidani lahirnya kader-kader militan dan berintegritas dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin bangsa kedepan.
Perlu disadari bahwa berjalannya Kongres HMI XXIX tidak berjalan lancar itu bagian dari dinamika. Benar pula adanya bahwa sekiranya terdapat beberapa oknum HMI yang terlibat cekcok dengan aparat kepolisian. Tidak disanggah pula bahwa terdapat carut marut koordinasi antar para Panitia Nasional dan Panitia Lokal Kongres HMI XXIX tentunya menambah deretan panjang dan antrian kesabaran yang harus dikelola oleh kader HMI.
Forum Tertinggi
Selain wadah sillaturrahmi, khalayak juga perlu tahu bahwa Kongres adalah forum tertinggi dan termulia dalam himpunan ini. Revisi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) penyusunan Grand Mapping organisasi untuk dua tahun kedepan, penggodokan pedoman pengkaderan dan lembaga kekaryaan lainnya, telaah Laporan Pertanggungjawaban (LPj) kepengurusan, perumusan rekomendasi strategis maupun taktis terhadap ummat dan bangsa hingga pemilihan Ketua Umum terbaru adalah serangkaian agenda hajatan besar dua tahunan yang wajib dilaksanakan HMI dari generasi ke generasi.
Forum yang mulia tersebut dihadiri oleh 202 cabang penuh dan 16 cabang yang merupakan representasi dari seluruh kader HMI yang ada diseluruh seantero negeri bernama Indonesia. Secara infrastruktur, HMI adalah organisasi mahasiswa terbesar dan terkokoh. Kompleksitas infrastruktur organisasi HMI telah teruji melewati berbagai macam tantangan zaman dengan pola dan karakter yang berbeda. Tidak berlebihan, infrastruktur organisasi HMI banyak dijadikan referensi bagi organisasi lain di seluruh Indonesia.
Merajut Sillaturrahmi
Perjalanan dari daerah masih-masing junga memiliki cerita tersendiri. Suka duka menjadi sisi yang tak terelakan dalam perjuangan menuju arena kongres. Utusan datang untuk melaksanakan amanah dan kewajiban mereka sebagai kader himpunan selama kurang lebih seminggu seperti yang sudah dijadwalkan oleh Panitia Nasional Kongres (Panasko).
Mereka tidak dibayar, tidak pula dapat jaminan kesuksesan. Mereka harus merelakan zona nyamannya untuk melaksanakan kongres.Artinya, kader HMI yang rela pergi untuk melaksanakan Kongres jauh-jauh dari tanah asal mereka mempunyai tekad yang kuat untuk membangun himpunan dan merajut silaturahmi dengan saudaranya yang lain.
Kita menyayangkan stigma negatif yang dibangun secara sangat prematur bagi sebagian orang terhadap HMI. Padahal, dilapangan kondisi tersebut tidaklah seperti yang diberitakan media. Para pengurus HMI Cabang saling bertegur sapa, bertukar pikiran, dan tolong menolong bagi saudara sehimpun. Terdapat pula beberapa forum diskusi kecil-kecilan yang terbentuk secara organik di arena kongres ataupun di sekitar penginapan.
Sebagai kader HMI dan peserta kongres HMI XXIX, kita menghimbau para masyarakat dan khalayak umum untuk tidak serta merta terbawa arus mainstream media yang bahkan validitas informasinya belum jelas. Himpunan Mahasiswa Islam, seperti yang dikatakan Jenderal Sudirman adalah Harapan Masyarakat Islam.
Tentu ada pula kritik bagi para Panitia Nasional Kongres XXIX, kami sangat memohon untuk menunjukka profesionalitasnya dengan bertanggung jawab secara penuh agar agenda kongres dapat berjalan sesuai rencana, agar para pengurus HMI Cabang dan utusan kongres tidak semakin terkatung-katung. Karena semakin lama kongres berlangsung, semakin terindikasi pula bahwa kongres tersebut tidak berkualitas dan kontra-produktif.
Begitu juga autokritik saya bagi para pengurus HMI Cabang dan utusan kongres untuk dapat menjaga dengan segenap jiwa dan raga khittah dan martabat HMI, khususnya dalam menjaga keberlangsungan Kongres XXIX demi tercipta Kongres yang berkualitas.
Berbagai atensi dan kritik yang ditujukan kepada HMI adalah tanda bahwa betapa besar dan pentingnya organisasi ini sehingga segala bentuk dinamikanya. Sebagai kader HMI, kami juga ingin berterimakasih kepada masyarakat luas atas saran dan kritik nya yang mudah-mudahan dapat membuat HMI semakin dewasa dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat dan bermartabat.
Last but not least, jangan sekali kali mengkerdilkan pemikiran kita hanya dengan menganggap forum kongres sebagai forum pleno IV (Pemilihan Ketua Umum) semata. Arena kongres adalah arena adu pemikiran, adu gagasan, dan adu berbuat baik serta menghasilkan kemashalatan bagi ummat dan bangsa. Semoga kita semua dikuatkan dalam perjuangan. Yakusa!
HARIZUL AKBAR NAZWAR
Sekretaris Umum HMI Cabang Bulaksumur Sleman dan Peserta Kongres HMI XXIX Pekanbaru, Riau, Mahasiswa Magister Ekonomi, UGM (082134888858)