CALO-CALO masih banyak ditemukan berkeliaran dan beraksi di Samsat Pekanbaru Selatan Simpangtiga. Aksi mereka ini sangat mengganggu warga yang telah mengantre. Mereka seenaknya masukkan berkas tanpa ada nomor antrean.
(RIAUONLINE.CO.ID)
Oleh : Hayatul Izatul
Warga Jalan Gunung Gayo, Tenayan Raya
SUDAH sepekan ini saya mencoba menahan-nahan untuk tidak mengirimkan pengalaman tak mengenakan saat membayar pajak tahunan di Samsat Pekanbaru Selatan, samping GOR Remaja, Jalan Jenderal Sudirman, Simpangtiga.
Namun, semakin saya tahan-tahan, kok saya semakin terpikirkan tiap harinya. Akhirnya, saya mencoba menuliskan pengalaman saya ini dibantu dengan suami, ketika itu ikut menemani saya membayar pajak.
Maklum, hari itu, keponakan saya dititipkan oleh ibunya ke rumah untuk diasuh. Pengalaman ini terjadi pada Selasa, 9 Juni 2015. Dengan menggendok keponakan, saya meminta suami untuk mengambil nomor antrean kepada petugas Samsat Selatan yang berada di sebelah kiri pintu masuk.
Tak lama di sana, suami saya sudah selesai mengambil nomor antrean, usai melengkapi segala persyaratan membayar pajak tahunan. Suami menunjukkan nomor antrean 172 dengan waktu pencetakan nomor antrean pukul 09:52:56.
NOMOR antrean yang diberikan petugas Samsat Pekanbaru Selatan Simpangtiga, ternyata tak berlaku efektif. Pasalnya, para calo dengan seenaknya nyelonong masukkan berkas ke loket pembayaran.
=========
Usai itu, saya kemudian mencari tempat duduk, kebetulan ada tempat yang dikhususkan buat ibu hamil, bawa anak, dan lansia. Ini bentuk kenyamanannya. Sedangkan suami, memilih berdiri, berharap pengalamannya saat membayar pajak tahunan tak sampailebih dari 1 jam.
Sambil mengobrol dengan seorang ibu yang duduk di sebelah saya, sesekali saya melirik ke arah suami. Matanya selalu memandang jam tangan. Ia lalu memberikan kode, sudah lebih dari 45 menit, namun belum juga dipanggil-panggil.
Padahal, dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat ada beberapa orang laki-laki, serta satu atau dua perempuan, dengan enak dan santainya memasukkan berkas pembayaran pajak tahunan, tanpa mengantongi nomor antrean.
Saya terhenyak melihat itu. Termasuk ibu duduk di sebelah saya yang saya ajak berbincang-bincang. Suami pun, usai membayar pajak tersebut, menceritakan, ia ditanyakan oleh seorang bapak, katanya tanpa ada calo.
"Hanya sebentar saja calo ini lenyap. Awal-awal Plt Gubri Andi Rachman saja mereka hilang. Lepas itu, muncul kembali. Coba lah diangkat dalam berita," tutur suami sambil menirukan perkataan seorang bapak paruh baya yang sudah gelisah melihat sepak terjang para calo tersebut.
SEORANG Ibu paruh baya memakai tongkat penyangga saat membayar pajak di Samsat Pekanbaru Selatan Simpangtiga. Saat itu melintas diduga seorang calo sedang menelepon.
=========
Padahal, di kiri atas pintu masuk Samsat Selatan dari arah GOR Remaja, terpasang dengan malu-malu spanduk bertuliskan dengan huruf besar-besar "Zona Bebas Korupsi dan Gratifikasi Kawasan Bebas Calo"
Suami, hari itu, ternyata memakai pakaian dengan tulisan sebuah organisasi profesi jurnalis, Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Usai berbincang-bincang dengan si Bapak, insting jurnalis suami, selama di sana didiamkan, mulai beraksi. Ia mulai mengambil beberapa foto dan foto-foto itu saya lampirkan dalam tulisan ini.
Kembali ke cerita suami yang antre bayar pajak. Jarum jam menunjukkan pukul 10.55 WIB, barulah nomor antrean dimilikinya, 172, dipanggil petugas di Loket 2. Usai menyerahkan berkas, pengalaman suami lagi, tak lebih dari 10 menit, pemilik berkas sudah dipanggil.
Parahnya, sebelum dipanggil itu, suami juga dipanggil oleh seorang perempuan di dalam Loket 2 dengan rambut sebahu menanyakan, apa kaitanya antara nama di STNK dengan suami saya. Suami lantas menjelaskan, itu istri saya dan petugas meminta memperlihatkan KTP suami dan suami menunjukkannya.
Namun, hari itu, hingga 30 menit lebih belum juga dipanggil-panggil untuk membayar sejumlah Rupiah sesuai dengan tagihan pajak di STNK.
Saya memperhatikan cara dan pola kerja calo-calo yang beredar di Samsat Selatan. Ciri-ciri mereka selalu membawa 'Hekter" di tangan dan satu tas sandang berada di tubuh mereka. Para calo ini dengan lincahnya memasukkan berkas ke dalam Loket 1,2 dan 3, dan seakan-akan petugas yang berada di dalam loket itu paham apa harus dikerjakan.
CALO-CALO masih banyak ditemukan berkeliaran dan beraksi di Samsat Pekanbaru Selatan Simpangtiga. Aksi mereka ini sangat mengganggu warga yang telah mengantre. Mereka seenaknya masukkan berkas tanpa ada nomor antrean.
=========
Kondisi seperti ini jelas merugikan warga yang telah mengantre berjam-jam hanya untuk membayar pajak, kewajibannya sebagai warga negara. Sebaliknya, hak sebagai warga negara berupa mendapatkan pelayanan prima, ternyata terabaikan.
Jika suami saya dimintai memperlihatkan KTP, justru para calo ini tak dimintai memperlihatkan KTP pemilik berkas wajib pajak kendaraan bermotor. Padahal, diberbagai kesempatan petugas kepolisian dan Dispenda Riau, sangat disiplin meminta wajib pajak memperlihatkan surat kuasa bermaterai jika yang bayar itu bukan pemilik kendaraan.
Saya juga melihat ada seorang ibu paruh baya dengan memakai tongkat penyangga tubuh mendatangi Loket 3 menanyakan kenapa namanya belum dipanggil-panggil. Pas saat ibu itu menghampiri loket, seorang diduga calo sedang menelepon seseorang (ada fotonya).
Akhirnya, setelah menanti selama 1,5 jam lebih, nama saya dipanggil dan suami bergegas menuju kasir di Loket 2. Seketika, cerita suami ke saya, suami menyeletuk, "Akhirnya selesai juga setelah menanti 1,5 jam,".
Sindiran suami itu ditanggapi pemanggil nama saya, kebetulan perempuan, dengan senyuman. Sebaliknya, kasir berpakaian jilbab yang ada di Loket 2, agak marah mendengar celetukan dan sindiran suami saya.
Intinya pembaca, kita sebagai warga yang taat bayar pajak ke negara, sudah sepantas dan sepatutnya mendapat pelayanan maksimal dan birokrat, penyelenggara negara. Bukan sebaliknya, mendapatkan perlakuan tak mengenakan akibat dugaan adanya permaianan antara orang dalam dengan calo-calo demi pundi-pundi Rupiah. Bagaimana dengan Anda pembaca RIAUONLINE.CO.ID?
= = = = = = = = = = = =
Ini merupakan rubrik khusus bagi netizen dan tanggung jawab mengenai tulisan dibuat netizen, bukan pada Redaksi riauonline.co.id.
Bagi pembaca yang ingin berpartisipasi dalam rubrik Netizen ini, kami persilakan dengan mengirimkan tulisan dan foto-foto kegiatan mereka, termasuk foto diri sendiri ke email [email protected].
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Terima Kasih.