RIAU ONLINE, BENGKALIS - Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bengkalis dibuat pusing menyusul kabar TAPD hanya mengaloasikan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk tahun 2021, dari total usulan Rp 25 miliar.
Ada tiga agenda besar yang dijadwalkan tahun 2021 terancam batal dan tidak maksimal dilaksanakan, seperti Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) rencananya dihelat serentak se Provinsi Riau, TC berjalan untuk Porprov di Kuansing serta PON di Papua.
Sedangkan untuk peserta PON Papua, atlet Bengkalis terbanyak mewakili kontingen Provinsi Riau.
Ketua KONI Kabupaten Bengkalis, Darma Firdaus Sitompul, mengatakan seyogjanya untuk anggaran KONI tahun 2021 pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp 25 miliar. Kemudian oleh Disbudparpora Kabupaten Bengkalis direkomendasi sebesar Rp 20 miliar, namun belakangan kabar diperoleh oleh TAPD anggaran tersebut dipangkas menjadi Rp 4 miliar.
“Kami dapat bocoran katanya aggaran KONI tinggal Rp 4 miliar dari yang direkom Dispora Rp 20 miliar. Terus terang, kami sangat menyayangkan TAPD Kabupaten Bengkalis yang tidak memanggil kami KONI, agar kami bisa mempresentasikan latar belakang usulan anggaran tersebut,” ujarnya, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu 15 November 2020.
Ucok sapaan Darma Firdaus Sitompul menambahkan, terkait usulan anggaran sebesar Rp 25 miliar tersebut, sudah disampaikan kepada Pj bupati, termssuk rekom Dispora sebesar Rp 20 Miliar.
"Saat itu saya sampaikan tiga agenda besar yang akan dilakukan KONI pada tahun 2021 mendatang. Dan menurut hemat kami, saat itu pak Pj sangat-sangat memahami itu dan sepertinya sependapat dengan rekom yang diberikan Dispora yakni Rp 20 miliar,"sebut Ucok.
Terkait pemangkasan anggaran KONI tersebut, Ucok berharap TAPD Kabupaten Bengkalis bisa memanggil KONI untuk untuk dapat menjelaskan latar belakang usulan dan alasan TAPD memangkas anggaran KONI hingga tersisa hanya Rp 4 miliar
“Kami meminta TAPD untuk memanggil kami mengenai anggran tersebut, jangan memangkas secara sepihak, seperti yang telah dilakukan di tahun 2020 ini, berakibat berkurangnya anggaran pada pembinaan atlet dan pemberian honorium pengurus yang cuma 10 bulan saja,” sebutnya.
Ucok angat memaklmi selama pandemi Covid-19 harus ada anggaran yang dipangkas, karena sebagian anggaran tersebut dialokasikan untuk penangana Covid-19.
Hanya saja kata Ucok, pemangkasan terhadap anggaran KPNI tidak sama dengan instansi atau lembaga lain. Jika yang lain anggaran dipangkas sekitar 50 persen, namun anggaran KONI dipangkas hingga 80 persen lebih.
"Seperti diketahui, anggaran KONI tahun 2020 disetujui di APBD murni sebesar Rp 15 miliar, lalu dengan alasan Covid-19 anggaran KONI dipotong Rp 10 miliar atau 75 persen hingga tersisa Rp 5 miliar. Dan tanpa ada pemberitahuan sedikitpun anggaran KONI kembali dipotong Rp 1 miliar, sehingga total anggaran KONI tahun 2020 hanya tinggal Rp 4 miliar, atau dipangkas 80 persen lebih,” kesalnya.
Untuk itu, Ucok berharap Pemkab Bengkalis bisa merealisasikan usulan KONI sesuai dengan agenda dan target capaian tahun 2021.
"Jika tahun depan (2021) tetap dialokasikan Rp4 miliar, kami dan kawan-kawan cabor tidak akan bisa maksimal dalam mengukir prestasi. Setiap pembinaan itu membutuhkan pendanaan secara continue apalagi ada agenda yang wajib dilaksanakan pada tahun depan," pungkasnya.