Laporan LUKMAN PRAYITNO
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ternyata tidak semua titik panas yang terdeteksi di Riau merupakan titik api kebakaran hutan dan lahan. Bahkan ada satu hotspot di Kepulauan Meranti, ternyata merupakan tempat pengolahan tempe.
Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus kepada Wartawan, Senin (3/8/2020). Menurutnya berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terdapat 10 hotspot atau titik panas terdeteksi di Provinsi Riau, salah satunya di Kepulauan Meranti.
Satu titik hotspot terpantau melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua di Kecamatan Tebingtinggi yang berada di level confidence sedang. Normalnya hotspot seperti itu mengindikasikan adanya kebakaran.
Namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan, hanya ditemukan kepulan asap dari tempat memasak kacang kedelai untuk diolah menjadi tempe.
"Hotspotnya berasal dari rumah orang membuat tempe. Mungkin atap seng-nya panas, karena terlalu lama memasak tempe," ungkap Ekaliptus.
Sementara itu kondisi curah hujan turun merata di Kepulauan Meranti. Sehingga menurut Ekaliptus masih dalam kondisi aman dari ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"Hujan masih merata beberapa hari yang lalu dan tanah masih basah. Untuk sementara masih aman," tuturnya.