Curhat Warga Bengkalis Soal Kemiskinan, Ini Kata Syamsuar

Syamsuar.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, BENGKALIS -Perwakilan Parpol Koalisi, Azmi Rozali, menyebutkan ada dua persoalan mendasar di Bengkalis saat ini. Yakni, masalah kemiskinan dan pengangguran.

Hal ini diungkapkan Azmi saat berorasi pada kampanye dialogis calon Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi, di lapangan Depan Kantor Pos, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sei Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Ahad (6/5/2018) siang menjelang petang.

“Kemiskinan di Bengkalis ini mencapai 6,8 persen atau sebanyak 40 ribu orang miskin. Hal ini sangat kontras dengan APBD Bengkalis yang cukup besar mencapai 3,6 triliun,” ungkap Azmi.

Juga menjadi ironi, sambung Azmi, di tengah Kabupaten Bengkalis yang luar biasa besarnya jumlah pengangguran bertambah.

“Tahun sebelumnya tercatat sebanyak 9 persen pengangguran, dan tahun 2018 ini meningkat jumlahnya menjadi 10 persen atau 24.500 orang yang menganggur,” beber Azmi.

Sebagai anggota DPRD Bengkalis, Azmi mengaku sudah mencari solusinya dengan dua program. Yakni, melakukan pelatihan wirausahawan baru. Sedangkan solusi keduanya, membuat pelatihan kerja yang kompenten.

Hal ini sudah dilakukan Siak, jika Syamsuar jadi Gubernur Riau tentunya menambah masyarakat memiliki sertifikat yang kompenten.



“Dua solusi ini sudah dilakukan di Kabupaten Siak dan sukses. Sementara kita belum maksimal, karena jika Pak Syamsuar menjadi Gubernur kita menyakini bisa menyelesaikan dua persoalan di Bengkalis ini,” ungkap Azmi.

Sebelumnya, tokoh masyarakat Pakning, Nurzirwan Syafi’i dalam sambutannya mengatakan, prestasi Syamsuar sebagai Bupati Siak cukup luar biasa.

“Bisa kita lihat sendiri, tidak ada kecuh di PNS Siak, semuanya berjalan harmonis. Itu artinya Pak Syamsuar terpandang menjadi memimpi di Siak. Pelayanan publiknya juga cukup luar biasa sehingga masyarakatnya sejahtera,” ucap Nurzirwan.

Untuk saat ini, menurut Nuzirwan, boleh dikatakan tidak ada pemimpin di Riau ini yang amanah seperti Syamsuar sehingga beliau sangat layak memimpin Riau. “Jadi tak usah ragu lagi tanggal 27 Juni tinggal kita mencoblosnya,” ucap Nurzirwan.

Sementara itu, Syamsuar dalam orasi politiknya mengatakan, sudah saatnya menggali potensi di Riau ini, jangan jadi penonton lagi. Sebab, selama ini masyarakat selalu berkata, “bio sajolah.”

“Akibat dari sikap kita ini, potensi yang luar biasa di Riau menjadi kerugian bagi masyarakat Riau sendiri. Misalnya, saat ini potensi perairan Riau seharusnya bisa mensejahterakan masyarakat malah sebaliknya menjadi pintu masuk Narkoba,” ungkap Syamsuar.

Terkait masalah perairan Riau yang saat ini menjadi pintu masuk Narkoba, kata Syamsuar, dia bersama Edy Nasution siap memberantasnya.

“Pak Edy Nasution seorang prajurit yang ahli dalam strategi menjaga keamanan dan ancaman ketertiban. Jadi, persoalan Narkoba menjadi salah satu program kami untuk memberantasnya,” ucap Syamsuar.

Sedangkan persoalan pelatihan wirausaha dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyatakat, ucap Syamsuar, harus diiringi dengan pemberian modal yang suku bungganya di bawah lima persen.

“Setelah mendapat pelatihan tentunya perlu modal untuk mengembangkan apa yang diperoleh dari pelatihan tersebut,” kata Syamsuar.

Selain itu, Syamsuar juga manawarkan BLK yang berkerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja sehingga daya saing tenaga lokal cukup diperhitung. Bahkan, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk menolak tenaga kerja lokal karena sudah tersertifikasi.