Laporan: EFFENDI
RIAU ONLINE, SIAK - Mengenakan pakaian melayu dan tanjak, Bupati Siak Syamsuar bersama Wakil Bupati Siak Alfedri, tampil gagah mengikuti pembukaan Festival Siak Bermadah ke-15 tahun 2017. Acara tersebut bersempena Milad ke-18 Kabupaten Siak, kedatangan mereka disambut iringan kompang memasuki gerbang Pentas Siak Bermadah, Selasa (10/10/2017) malam.
Hadir disana, Sekda Siak T S Hamzah, Unsur Forkopimda Kab. Siak, Kepala Dinas Badan dan Kantor di lingkungan Pemkab Siak, Kadis Pariwisata Kota Batam, Kota Bintan Tanjung Pinang, Ketua Tim Kesenian Negara Malaysia, Singapura, Prov. DKI Jakarta, Kab. Bangko Barat, Kab. Muaro Jambi, Prov. Sumut, Ketua Sanggar Sentra Seni Sumut, Prov. Sumbar, Kota Pekanbaru, Kab. Rokan Hilir dan Kab. Kuansing.
Festival yang mengusung tema "Kembangkan Adat dan Budaya untuk Mengangkat Marwah Negeri" tersebut secara resmi dibuka oleh Bupati Siak H Syamsuar. Dalam sambutannya ia menyebutkan bahwa Festival Siak Bermadah merupakan ajang apresiasi kesenian dan kebudayaan masyarakat Melayu di Kabupaten Siak.
"Tradisi daerah tahunan ini, sejak lama telah digelar di Negeri Istana. Beberapa tahun terakhir, pengemasan acaranya, Alhamdulillah, terus membaik dan pelaksanaannya dirangkaikan pula dengan senarai kegiatan lain, dengan tujuan turut menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Siak, yang Insya Allah pada tanggal 12 Oktober mendatang, genap berusia 18 tahun,” ujar Datuk Setia Amanah itu.
Pada mulanya helat ini dilaksanakan dengan tujuan mengevaluasi pembinaan kesenian dan kebudayaan daerah yang dikembangkan melalui komunitas seni dan sanggar-sanggar di ceruk-ceruk kampung, sekaligus menghidupkan UKM masyarakat yang bergerak dalam bidang produksi aneka instrumen seni budaya serta peralatan terkait adat istiadat masyarakat Siak, yang kental dengan nilai-nilai Melayu nan religius. Namun seiring waktu, tujuan pelaksanaan Festival Siak Bermadah tersebut terus berkembang, melampaui tujuan pokok yang dicanangkan diawal-awal pelaksanaannya.
Hari ini, kata Syamsuar, Festival Siak Bermadah tak lagi sekedar menjadi ajang evaluasi pembinaan seni budaya semata, atau hanya menjadi stimulan bagi tumbuhnya UKM produk-produk kebudayaan di Siak. Namun lebih dari itu, helat ini telah menjadi wajah kebudayaan kita masyarakat Melayu yang amat kaya dengan adat istiadatnya.
“Karenanya keberadaan iven ini sekaligus menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi masyarakat, agar semakin kokoh pendiriannya untuk hidup dengan nilai-nilai falsafah sebagai orang Melayu,” imbuhnya.
Festival Siak Bermadah ini, terang Syamsuar, bahkan telah menjelma menjadi salah satu iven pariwisata unggulan di Siak. Hal tersebut dikarenakan kehadiran para peserta dan utusan yang berdatangan dari dalam dan luar negeri, turut mengundang antusiasme masyarakat luas untuk berkunjung menikmati rangkaian kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari, sembari menikmati suasana Kota Siak Sri Indrapura yang memiliki banyak peninggalan warisan sejarah, serta objek wisata religius dan alamnya yang amat khas.
Masih kata Syamsuar, Festival Siak Bermadah amat sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Siak Tahun 2016-2021 yang diusung pemerintah pada periode lima tahun kepemerintahan yang kedua ini. Yaitu Terwujudnya Kabupaten Siak Yang Maju dan Sejahtera Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis dan Berbudaya Melayu serta Menjadikan Kabupaten Siak Sebagai Tujuan Pariwisata di Sumatera.
“Jadi, tidak berlebihan kiranya tema pelaksanaan Festival Siak Bermadah ke 15 tahun ini mengambil tajuk “Kembangkan Adat Budaya, Untuk Mengangkat Marwah Negeri”. Sebab konsistensi penyelenggaraan Festival Siak Bermadah sampai tahun yang ke 15 ini, merupakan kerangka pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Siak. Penerapan nilai seni, adat dan budaya melalui kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat agar berkarakter yang sesuai dengan adat budaya Melayu,” tutupnya.
Sementara itu, di laporkan Kadis Pariwisata Siak Fauzi Asni, Dengan mengusung tema “Kembangkan Adat Budaya, Untuk Mengangkat Marwah Negeri, adalah merupakan suatu upaya mengembangkan potensi baik budaya maupun seni yang diharapkan mampu menjadi inspirasi dan kearifan lokal pun terinplementasi serta dapat memberikan kontribusi buat kabupaten siak tercinta.
"Selain mengedepankan kearifan lokal, iven ini juga sebagai kontrol sosial agar adat dan budaya bernilai kekal agama dan marwah tidak terjual" ucapnya.
Tahun ini, tambah Fauzi, Festival Siak Bermadah mengadakan lomba Tari Zapin Kreasi Baru Internasional yang diikuti oleh beberapa tim kesenian termasuk tim dari luar negeri yakni dari Malaysia di utus Sanggar Budaya Sri Pengkalan dan Singapura Sanngar Gentari.
Selain itu, lanjut Fauzi, juga ada peserta dari tim Provinsi dari Kabupaten Muara Jambi, Sumatera Utara mengutus Sanggar Centra Seni Serdang Bedagai, utusan Sanggar dari Sumatera Barat dari ISI Padang Panjang , DKI Jakarta dengan Sanggar Melati Putih Utusan Tiba, serta sejumlah sanggar yang ada di kabupaten/kota di Riau yakni dari Kuansing mengutus Sanggar Tari dan Musik Mentuo, juga utusan dari Dewan Kesenian Rohil dan AKMR Pekanbaru, dan dari Siak sendiri dengan Sanggar Pengat Production bersama Sanggar Tasik Seminai.