Miris, Gaji Guru MTDA di Inhil Tergantung Swadaya Masyarakat

Data-Guru-DMTA-di-Inhil.jpg

Laporan: M ZAENAL

RIAU ONLINE, TEMBILAHAN - Pendidikan agama sangatlah penting menjadi bekal bagi anak-anak kita. Sehingga banyak orangtua yang bersedia memberikan pendidikan tambahan bagi buah hatinya. Salah satunya dengan memasukkan anak ke Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA).

Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan nasib para guru MDTA di Inhil. Sebanyak 1.168 tenaga pengajar MDTA di Kabupaten Inhil ternyata berasal dari swadaya atau sumbangan masyarakat sekitar. Angka tersebut diterima dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Inhil, Kamis 23 November 2017 petang.

Selain itu, data yang berhasil diterima dari ruang kerja Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), ada berjumlah 220 sekolah MDTA yang terbesar dari 20 Kecamatan, dan 16.032 jumlah murid yang saat ini menempuh pendidikan.

Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Kabupaten Inhil, Zainal Abidin, S.Ag, menuturkan, saat ini data sekolah MDTA yang tutup itu tidak bisa di pastikan. Dia menjelaskan bahwa ada juga sekolah yang tutup namun, 2 atau 3 tahun mendatang sekolah itu aktif kembali.



"Hal ini dikarenakan, guru tidak menerima gajih oleh negara dan hanya dari swadaya ataupun sumbangan masyarakat setempat," sebutnya.

Seharusnya, semakin tahun minat masyarakat memasukan anaknya ke MDTA kian tinggi, jika ini tidak diperhatikan serius, maka kuatir menurunnya pendidikan di bidang agama bagi anak-anak.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id