Inilah Catatan Perjalanan 6 Hari Dampingi Kepala BRG di Riau

Kepala-BRG-Dihadang-Sekuriti-PT-RAPP.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

Laporan: Azhar Saputra


RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selama lima hari, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead bersama Deputi Penelitian dan Pengembangan, Haris Gunawan sambangi daerah-daerah bergambut yang akan direstorasi di Provinsi Riau.

 

Setiap tempat di singgahi, mereka berdua selalu memberikan masukan dan solusi kepada masyarakat dan kepala pemerintahan setempat seputar peremajaan lahan bergambut.

 

Hari pertama, 1 September 2016, rombongan menyambangi ‎area saat itu terbakar di Sepahat, Kabupaten Bengkalis, tepatnya masih berada di jangkauan Posko BPBD-Damkar Jalan Lintas Sei Pakning-Dumai.

 

Di sana mereka rencananya akan membuat somur bor beberapa titik karena memang menurut satgas dan Masyarakat Peduli Api (MPA)‎ daerah tersebut langganan karhutla. Entah itu disengaja atau kelalaian.

 

Baca Juga: Kepala BRG Dihadang Sekuriti PT RAPP, tak Diperbolehkan Masuk Konsesi

 

‎Hari kedua, 2 September 2016, pagi-pagi mereka bertolak ke kantor Sekretaris Kota Dumai, langsung disambut Sekdanya Said Mustafa.





Said mengeluhkan minimnya alat pemadaman portable seperti mini strike mudah dibawa kemana-mana untuk mempercepat proses pemadaman maupun pendinginan yang disebabkan oleh karhutla.



Selain itu, rombongan BRG juga berencana mengajak masyarakat mengganti tanaman salama ini mereka tanam. Jenis disarankan adalah kopi, bisa hidup di gambut dengan pangsa pasar yang masih terbuka lebar.

 

Malamya dilanjutkan menghadiri undangan Bupati Rokan Hilir, Suyatno. Bupati ini meminta bantuan BRG agar memuluskan langkahnya dalam perizinan pembukaan lahan tidur di Kecamatan Kubu oleh PT Sumatera Riang Lestari (SRL) seluas 4.800 hektare.

 

‎Di lain kesempatan, BRG rencananya akan menempatkan alat pendeteksi kedalaman gambut di seputaran kanal-kanal yang memang sedang mereka galakkan saat ini.

 

‎Hari ketiga, 3 September 2016, Kepala BRG dan rombongan bertolak ke Dumai menyambangi lokasi karhutla di Batu Tritib, Sungai Sembilan, Dumai.‎‎ Namun rombongan gagal menuju lokasi mengingat sulitnya medan yang dihadapi.

 

Hari berikutnya, 4 September 2016, rombongan berkunjung ke Tasik Serai, Mandau, Bukit batu, Bengkalis. Nazir, di lokasi ini harus merelakan sepatu hitamnya karena rusak dilokasi karhutla.

 

Lihat Juga: BRG: PT RAPP Buka Lahan Gambut, Padahal Sudah Dilarang Presiden

 

Malamnya mereka dijamu oleh Bupati Siak Syamsuar yang malam itu menceritakan kesusuksesannya dalam penangan karhutla di daerahnya. BRG menjanjikan pemasangan alat penditeksi kedalaman gambut untuk Kabupaten Siak.

 

Terakhir, 5 September 2016 bertolak ke‎ Bagan Melibur, Pulau Padang Kep. Meranti. Rombongan dihadang oleh satpam PT RAPP karena dianggap tidak mengantongi izin masuk ke area yang saat ini masih bersengketa dengan masyarakat.

 

Nazir mendapatkan banyak kejanggalan yang dilakukan oleh korporasi tersebut dan selanjutnya akan melanjutkannya ke Gakkum ‎terkait pengamatan yang banyak dilihatnya. Selanjutnya rombongan langsung bertolak ke Pekanbaru membawa data-data yang selama di perjalanan di peroleh.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline