RIAU ONLINE, BAGANSIAPISIAPI - Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan pemerintah kabupaten Rokan Hilir (Rohil) berhasil membangun sebuah jembatan penghubung antar kecamatan, kini menjadi ikon keberhasilan pembangunan di Rohil, jembatan Pedamaran.
Disamping itu, keberadaan jembatan Pedamaran sebuah bukti nyata Pemerintah Kabupaten Rohil telah berhasil memutus rentang jarak dan membuka keterisoliran wilayah selama ini terjadi di kecamatan Pekaitan, Bangko Pusako maupun Pasir Limau Kapas dan Kubu.
Jembatan Pedamaran tidak terlepas dari dukungan konstruksi pengerjaan yang sangat baik sehingga diprediksi memiliki daya tahan puluhan tahun. Sebagai bukti PT Waskita Karya (Persero) Tbk meraih penghargaan medali perak Kateagori Civil Engineering Construction untuk Proyek Jembatan Pedamaran II di Kecamatan Bangko.
Penghargaan ini dianugerahkan oleh International Federation of Asian and Western Pacific Constructions’ Associations (IFAWPCA) pada acara penutupan Konvensi ke-41 IFAWPCA di Jakarta, beberapa tahun lalu.
Praktis sejak adanya jembatan Pedamaran I dan II membentang di atas sungai Rokan dari daerah Kecamatan Bangko menjangkau Pulau Pedamaran, Desa Pedamaran, Kecamatan Pekaitan.
Pemerintah daerah akan tetap melaksanakan berbagai program pembangunan bagi daerah lewat program nyata, seperti pembangunan Jembatan Pedamaran. Tujuan utama adalah tercapainya peningkatan kelancaran lalulintas orang, berpengaruh pada peningkatan transaksi barang dan jasa sehingga mensejahterakan masyarakat.
Indahnya Jembatan Pedamaran Rohil
Jembatan itu dirangkai mampu menghubungkan kecamatan masih terisolir seperti Pekaitan, kecamatan Kubu dan kecamatan lainnya. Jembatan Pedamaran I dan Jembatan Pedamaran II mampu menghubungkan dua sungai. Jika tidak ada jembatan penghubung itu maka kondisi di daerah masih banyak yang akan terisolir.
JEMBATAN Pedamaran di Rokan Hilir terdiri dari dua. Pedamaran I panjang 1.020 meter dan Pedamaran II, 1.200 meter. Jembatan ini merangkai 3 pulau, Pulau Pedamaran I dan II dengan Kecamatan Pekaitan melalui Bagansiapiapi.
Keberadaan jembatan hasilnya telah terbukti. Dulunya masyarakat Pekaitan hendak ke kota Bagansiapiapi harus melalui jalur laut,dengan adanya jembatan masyrakat pekaitan dan kecamatan lain nya telah bisa menggunakan transportasi darat.
Selain digunakan sebagai jalan penghubung, jembatan kembar itu juga dijadikan salah satu tempat ojek wisata dimana jembatan itu mempunyai daya tarik tersendiri dengan pemandangan yang indah.
Gambaran Kondisi Jembatan
Kemegahan memang sangat tampak dari bangunan Jembatan Pedamaran, tetapi patut disayangkan memang sempat ada kejadian bagian Jembatan sudah mulai hilang dicuri maling.
Namun dipastikan bagian Jembatan hilang telah diganti terlebih dahulu oleh SKPD terkait sehingga terlihat cantik dan rapi. Mengenai penerangan, memang masih menjadi kendala karena daya PLN masih belum mampu dan PLN bisa mencarikan solusi.
Saat ini, Jembatan I dan II ini sudah difungsikan. Setidaknya masyarakat Kecamatan Pekaitan dan Kubu, sudah mondar-mandir berurusan ke Bagansiapaiapi menggunakan akses jembatan nan megah ini. Bahkan ini termasuk bagian jalan Lintas Pesisir tengah terus digesa pembangunanya oleh Pemprov dan Pemkab Rohil.
Dari Pulau Pedamaran menyeberang lagi melalui Jembatan Pedamaran II menuju Teluk Piyai, terus ke Penipahan menuju perbatasan Rohil dengan Sumatera Utara. Sehingga jalan tersebut bisa langsung menuju ke Tanjung Balai Asahan.
Jembatan Pedamaran I berukuran panjang 1.020 meter dan Jembatan Pedamaran II berukuran panjang 1.200 meter. Keberadaan dua jembatan Pedamaran ini juga mampu merangkai 3 pulau, Pulau Pedamaran I dan II dengan Kecamatan Pekaitan melalui Bagansiapiapi.
Jembatan Pedamaran diresmikan pengunaannya oleh Bupati Rohil, H Suyatno, Senin, 20 Juni 2016 lalu. Dalam acara peresmian turut hadir Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rahman, Ketua DPRD Nasrudin Hasan, anggota DPRD Riau dapil Rohil Siswaja Muljadi, Dandim 0321/Rohil Letkol Arh Bambang Sukisworo, Kemenag Rohil H Agustiar, dan perwakilan kementerian pariwisata.
GUBERNUR Riau, Arsyadjuliandi Rachman, hadir saat peresmian penggunaan Jembatan Pedamaran di Kabupaten Rokan Hilir, Juni 2016 silam.
"Alhamdulilah berkat kerjasama semua pihak sehingga jembatan pedamaran I dan II yang dibangun tahun 2006-2012 bisa terwujud," kata Suyatno.
Kendati jembatan telah rampung dikerjakan namun menurut Suyatno memang masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Seiring waktu apa yang harus dibenahi akan diperbaiki pihaknya.
Selain jembatan itu, ia mengharapkan agar pemertah propinsi Riau memberikan perhatian pembangunan akses jalan terutama di wilayah pesisir seperti ke arah Kubu, Pasir Limau Kapas. Jembatan Pedamaran terdiri atas dua jembatan terpisah, satu jembatan menghubungkan antara wilayah daratan kecamatan Bangko ke Pulau Pedamaran, Kecamatan Pekaitan, dan satu jembatan lagi menghubungkan dari pulau Pedamaran ke Pekaitan.
Kedua jembatan itu merupakan ikon Kabupaten Rokan Hilir yang dibangun sejak tahun 2006 hingga 2012. Jembatan ini merupakan salah satu jalan alternatif menuju lintas pesisir Rohil yang terus digesa pembangunannya.
Selain itu tentunya juga penting diteruskan pembangunan jalan lintas pesisir Rohil dari Kualo Kubu hingga Kecamatan Pasir Limau Kapas menuju Labuhan Batu Selatan, Sumut.
Bupati juga menginginkan agar porsi dana dari APBD Provinsi Riau yang dikucurkan setiap tahunnya itu bisa berlebih. Ia juga mengharapkan kepada Pemprov Riau agar pembangunan jalan lintas Sinaboi-Dumai yang selama ini terhalang HPH segera diselesaikan.
Guna percepatan membuka keterisoliran daerah pesisir pantai, pembangunan jalan pesisir terus dilakukan Pemkab Rokan Hilir. Tahun anggaran 2016 ini dana yang bersumber dari APBD tingkat I Profinsi Riau direncanakan bakal di kucurkan sebesar Rp100 milyar untuk pembangunan jalan pesisir dari jembatan Pedamaran menuju Pasir Limau Kapas (Palika).
Dana dari provinsi masuk Rp 100 miliar lebih untuk pembangunan jalan dari Pedamaran Rigit menuju Palika. Kenapa pembangunan jalan ini dilaksanakan karena daerah Rokan Hilir terkenal dengan hasil sawit dan Propinsi tertarik untuk membantu membuka wilayah pesisir yang juga berpotensi di tanami sawit.
Bupati menjelaskan, bila jalan lintas pesisir ini telah dibangun, maka wilayah pesisir akan terbuka dan berbagai potensi di wilayah daratpun akan terbuka. Bukan hanya sawit saja, potensi lainya ssperti palawija dan padi juga akan terbuka.
Selain potensi di wilayah daratan, potensi di bidang perairan juga dipastikan akan terus mengalami peningkatan. Sebab, dengan terbukanya akases jalan ini, maka hasil tangkap ikan akan sangat mudah di bawa keluar tampa memerlukan tranportasi laut lagi yang barang tentu akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Disamping itu, Pemerintah Provinsi Riau disebut akan mengucurkan dana Rp 417 Miliar untuk pembangunan Jalan Lintas Pesisir Kabupaten Rokan Hilir yang dimulai dari Pedamaran hingga ke Kualo Kubu.
"Dana Rp 417 Miliar itu rencananya akan dikucurkan pada 2017. Kalau sudah dibangun Jalan Lintas Pesisir ini tentu jarak tempuh menuju Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara tidak lagi memakan waktu 17 jam, malahan lebih kurang tujuh jam perjalanan," kata Bupati Suyatno.
Menurutnya, jika pembangunan Jalan Lintas Pesisir dimulai dari Jembatan Pedamaran II menuju Kecamatan Pekaitan, Kubu, Pasir Limau Kapas hingga ke Labuhan Batu Selatan selesai, Pemkab Rohil akan melanjutkan pembangunan Jalan Lintas Sinaboi Dumai. Bupati menilai apabila kedua jalan lintas pesisir tersebut sudah terbuka Kabupaten Rokan Hilir tidak akan menjadi negeri yang terisolir.
Seterusnya Pemkab Rohil saat ini juga sedang melakukan pembangunan Jalan Lintas Pesisir dari Tugu Elang Batu Enam, Bagansiapiapi menuju Jalan Lingkar ke pelabuhan nelayan sepanjang enam kilometer. Jalan lintas pesisir ini dibangun sebagai jalan alternatif menuju Bagansiapiapi.
Pembangunan jalan lintas pesisir khususnya menuju ibukota kabupaten sebagai jawaban atas perbaikan infrastruktur jalan yang saat ini masih buruk dibeberapa kecamatan seperti jalan penghubung yang menjangkau ke arah Pedamaran II, Kecamatan Pekaitan, Kubu, Kubu Babussalam hingga ke Panipahan kecamatan Pasir Limau Kapas.
"Pemprov juga akan mengucurkan bantuan sekitar Rp142 Miliar. Tentunya kami usulkan untuk program skala prioritas pembangunan infrastruktur jalan seperti Jalan Simpang Pujud-Bagan Sinembah, termasuk jalan lintas Bagan Sinembah-Simpang Kanan juga rusak parah. Jalan lintas seperti ini yang harus jadi prioritas kita bersama kedepannya," kata Bupati.
Bukan hanya sebagai ikon berhasilnya pembangunan di daerah maupun pembuka keterisoliran belakangan keberadaan jembatan pedamaran mampu menyedot kunjungan wisatawan lokal. Setiap sore terutama pada hari libur ratusan pengunjung memadati areal wisata Jembatan Pedamaran.
INILAH Jembatan Pedamaran, jembatan yang menghubungkan berbagai kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir.
Apalagi bila dalam suasana Idul Fitri ada lokasi yang ramai dikunjungi itu di antaranya Taman Kota Bagansiapiapi, Taman Budaya Batu Enam dan Jembatan Pedamaran I dan II.
"Tahun ini contohnya lebaran sangat ramai dan bberapa objek wisata kita ramai dan amsyarakat tak perlu jauh-jauh ke luar kota,' kata Bupati. Bupati merincikan untuk Taman Kota selaian pemandangan hijau pemerintah juga menyiapkan permaian seluncuran untuk anak-anak. makanya tak heran jika hari lebaran banyak masyarakat yang datang untuk sekedar kumpul dan nongkrng di taman kota.
Sementara itu untuk Taman Budaya Batu Enam yang merupakan pusat perkantoran juga kawasan hijau yang banyak pepohonan. Selain itu masyarakat juga bisa melihat Kantor Bupati 8 lantai nana megah.
Sama halnya dengan Jembatan Pedamaran I dan II, meskipun baru diresmikan namun selalu ramai baik hari libur maupun saat lebaran.
"Saya sempat memantau sampai malam tetap ramai dan kita tentunya bangga karena masyarakat kita dapat merasakan manfaat selain akses jalan juga sebagai lokasi berlibur,'' ujarnya.
Bupati mengajak seluruh masyarakat agar dapat sama-sama menjaga fasilitas jembatan Pedamarn yang menjadi ikon kebanggaan daerah karena saat ini nama jembatan Pedamaran memang begitu terkenal. Sebagai aset penting hendaknya sama-sama diperhatikan sehingga keberadaannya bisa bertahan lama dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan jangka panjang secara bersama-sama pula. (Adv/Pemkab)