RIAU ONLINE, BAGANSIAPIAPI - Peran kalangan santri tidak diragukan lagi sangat besar bagi negara ini, begitu juga hingga ke daerah. Para santri telah mendedikasikan dirinya melakukan pengabdian dalam berbagai bidang, bahkan tidak diragukan banyak tokoh daerah yang sebelumnya merupakan alumni pondok pesantren seperti sosok Wakil Bupati Rokan Hilir Drs Jamiludin.
Menyadari akan pentingnya peran santri itu maka Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir memberikan dukungan terhadap aktifitas pendidikan yang ada di tengah pesantren. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Wakil Bupati Rokan Hilir Drs H Jamiluddin.
"Peran santri merupakan tonggak yang kokoh dalam menjaga generasi penerus di jalan agama. Bahkan, pendidikan agama di pondok pesantren sama baiknya dengan pendidikan formal. Alhamdulillah pada hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi santri secara nasional," katanya.
Lebih lanjut Wabup memuji keberadaan ponpes tersebut yang sangat bagus, sehingga menurutnya para wali murid tidak salah mengantarkan anaknya untuk menimba ilmu agama di Pesantren.
Wakil Bupati Rokan Hilir Drs H Jamiludin ternyata merupakan seorang santri. Ia alumni pondok pesantren Hubbul Wathan, Duri. Hal itu terungkap pada saat kegiatan Apel Akbar Hari Santri Nasional (HSN) tingkat kabupaten Rohil yang dipusatkan di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah, Simpang Benar Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan.
Dalam sambutan dan amanah selaku pembina upacara wabup memberikan semangat bagi para santri yang hadir yang lagi belajar dipondok untuk tidak pernah segan dan malu, dengan pendidikan sebagai santri.
Agus Salim selaku ketua panitia mengatakan bahwa acara dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rokan Hilir Nomor 470 Tahun 2018 tentang Pembentukan Panitia Hari Santri Nasional Rohil Tahun 2018. Menimbang Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang hari santri tanggal 22 Oktober 2015.
"Ini merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal dan mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Kiprah kaum santri, dengan sikap-sikap sosialnya yang moderat (Tawassuth), toleran (Tasamuh), proporsional (Tawazun), lurus (I,tidal), dan wajar (Iqtishad), harus tetap kita pertahankan," kata Agus Salim.
Disamping itu, katanya, hari ini santri juga hidup ditengah dunia digital yang tak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya yang punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar.
"Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan da’wah Islam, tetapi juga dugunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks. Santri perlu memperalat teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama, jiwa, nalar, harta, keluarga, dan martabat seseorang," katanya. (Adv)