RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ipda Nadya Ayu Nurlia diamanahkan menjadi Kapolsek Batang Gangsal, Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Ipda Nadya menjadi salah satu Kapolsek wanita termuda di Indonesia. Ia memimpin kesatuannya di usia 23 tahun.
Sosok Ipda Nadya Ayu Nurlia patut menjadi inspirasi bagi kaum muda atau kaum milenial. Sebab, wanita asal Bengkulu ini bukan terlahir dari keluarga kalangan aparat TNI maupun Polri.
Ia terlahir dari keluarga sederhana yang memiliki cita-cita besar untuk mengangkat derajat keluarga.
Tekadnya mulai tumbuh saat dirinya terpilih sebagai salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat nasional perwakilan dari Bengkulu tahun 2014 silam.
Nadya kala itu mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Setijab Kapolsek Batang Gasal di Polres Inhu
"Sebelumnya itu, ketika kelas 1 SMA saya ikut Paskibraka, kebetulan lolos tingkat nasional tahun 2014, jadi dari situ cita-cita itu terbentuk, kalau gak jadi polisi ya TNI, tapi saya lebih tertarik menjadi seorang polisi," kata Nadya, kepada Suara.com, Rabu (18/8/2021).
Lantas sejak saat itu, Ipda Nadya yang belum memiliki mentor dalam menggapai cita-cita tersebut justru bersemangat untuk menggapainya. Api semangatnya dibuktikan dengan terus mengasah kemampuan jasmani hingga psikologi, pagi maupun sore, setiap hari.
Tanpa lelah, anak pertama dari 4 bersaudara ini terus berlatih dan ingin membuktikan bahwa ia mampu menjadi seorang abdi negara di institusi kepolisian.
"Saya sangat tertarik untuk jadi polwan waktu itu, tapi dulu gak ngerti apa itu Akpol atau Bintara, tujuan saya ya bisa sekolah yang dibiayai negara," tuturnya.
Kemudian, setamat pendidikan SMA Negeri 5 di Bengkulu, Nadya terus giat berlatih meskipun sendirian.
Hal ini lantaran dirinya bukan terlahir dari keluarga polisi yang setidaknya bisa memberikan tunjuk ajar dalam proses perekrutan. Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil di kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Provinsi Bengkulu.
"Lulus SMA itu saya latihan dan ikut tes polisi, latihannya itu sendiri, karena saya bukan keluarga polisi. Mulai dari jasmani dan psikologi. Dan alhamdulillah sekali tes (di Akpol) saya lulus," ungkapnya.
Setalah selesai menimba ilmu di Akademi Kepolisian atau Akpol, wanita kelahiran 16 Maret 1998 ini sudah tentu teruji. Ia lulus dengan menyandang gelar sarjana terapan kepolisian (S.Tr.K) dari Akademi Kepolisian tahun 2020.
Ipda Nadya sendiri merupakan perwira muda yang lahir dan dibesarkan di Provinsi Bengkulu.
Ipda Nadya Ayu Nurlia
Sejak lulus Akpol di Semarang, penugasan pertama Nadya yaitu di Direktorat Samapta Polda Riau sebagai komandan pleton pasukan pengendalian massa (dalmas).
Pimpin anggota yang seumuran ayahnya
Ipda Nadya Ayu Nurlia, per Senin 16 Agustus 2021, diamanahkan menjabat Kapolsek Batang Gangsal, Polres Indragiri Hulu (Inhu), berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Riau nomor ST/1020/VIII/KEP/2021 tanggal 4 Agustus 2021.
Dalam hal ini, Nadya menggantikan seniornya di Akpol, Ipda Raditya Wahyu Aji Pambudi yang dimutasi sebagai Pama di lingkungan Polres Bengkalis.
"Selamat bergabung di Polres Inhu, segera laksanakan tugas sesuai tanggungjawabnya," kata Kapolres Inhu AKBP Bachtiar Alponso saat memimpin upacara sertijab Kapolsek dan beberapa kepala satuan, Senin (16/8/2021) di Mapolres Inhu.
Bagi Ipda Nadya, amanah yang diberikan pimpinan ini merupakan tanggung jawab yang mesti dijalankan dengan baik dan sepenuh hati.
Dalam menjalankan tugas sebagai Kapolsek, IPDA Nadya tentu memiliki banyak anggota. Mulai dari anggota yang berusia muda hingga tua yang seumuran ayahnya.
Namun bagi Nadya, hal ini bukan menjadi hambatan, sebab pendidikan di Akpol mengajarkan wanita muda ini untuk bersikap profesional, saling menghormati dan bekerja sama dengan baik.
"Kita adalah pemimpinnya, semua itu sudah diajarkan di Akpol tentang bagaimana sikap mental ditunjukan ke anggota, menghargai anggota, saling bekerjasama dan saling menghormati. Saya yakin pasti bisa menjalankan amanah ini dengan baik, yang pasti pemimpin itu butuh kerjasama dengan anggota," ungkapnya.
Jadi Kapolsek di usia muda, IPDA Nadya tentu patut berbangga. Sebab salah satu Kapolsek wanita termuda di Indonesia ini bisa memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan konsep Presisi di wilayahnya.
Setijab Kapolsek Batang Gasal di Polres Inhu
"Jadi Kapolsek itu perasaanya ya campur aduk, seneng, bangga, cuma ada rasa tanggung jawab yang besar, amanah ini saya pegang dan jalankan dengan baik," katanya.
Di sisi lain, penanganan Covid-19 di wilayah tersebut juga menjadi perhatian serius bagi Nadya. Selain tugas pokok dan fungsi kepolisian memelihara Kamtibmas, ia juga menjalankan program mengatasi Covid-19.
"Masalah penanganan Covid-19, anggota sudah dibentuk, kegiatan pencanangannya terlaksana secara rutin," tuturnya.
Misi memotivasi
Setelah menjabat Kapolsek, alumni Akpol angkatan ke 51 ini memiliki program dan inovasi untuk memotivasi warga khususnya pemuda-pemudi yang berada di Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu.
"Saya ingin, adik-adik kita punya semangat dan cita-cita tinggi. Saya mau memotivasinya, karena saya sendiri bukan siapa-siapa dan bukan dari keluarga polisi saja bisa," kata Nadya.
Hal yang mendorong Nadya hingga sampai sekarang ini tentunya berkat dorongan orang tua, keluarga dan kerabat. Namun di samping itu, Ipda Nadya Ayu Nurlia memegang teguh motivasi dari motivator tanah air, Ary Ginanjar.
Ipda Nadya Ayu Nurlia dilantik jadi Kapolsek.
"Sebenarnya selain motivasi dari keluarga, ada satu motivasi dari Ary Ginanjar yang selalu melekat ke saya itu 'life ia about creating yourself', hidup itu bagaimana tentang kamu membangun diri kamu sendiri. Bagaimana ke depan dan saat ini, itu tergantung kamu," tuturnya.
Maka dari itu, ia ingin pemuda dan pemudi di tanah air agar punya semangat dan cita-cita tinggi. Dan tak lupa, Nadya mengingatkan untuk selalu berfikir positif dengan yang dihadapi, berdoa kepada Tuhan dan berusaha semaksimal mungkin.
"Semua itu pasti ada jalannya. Walaupun semua itu sudah digariskan Tuhan kita jadi apa, tapi pilihan itu tetap ada pada diri kita kita, kita mesti berusaha dan berdoa. Gak mungkin garis tangan dan nasib berjalan sendiri," pesannya.