(PT RAPP)
Sabtu, 12 September 2020 18:02 WIB
Editor: Joseph Ginting
(PT RAPP)
RIAU ONLINE, KUANSING-Perekonomian masyarakat menurun sejak pandemi mendera. PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pun tak mau berdiam diri melihat merosotnya pendapatan masyarakat.
Untuk meningkatkan perekonomian, PT RAPP memberikan bantuan bibit jeruk nipis sebanyak 3.120 batang.
Jeruk nipis diberikan untik Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat dan desa Koto Inuman, Kecamatan Inuman, di Kabupaten Kuansing, beberapa waktu lalu.
Desa Rambahan mendapatkan 1.510 batang dan desa Koto Inuman sebanyak 1.610 batang.
Kepala Desa Rambahan, Ali Nasri mengatakan, melalui program budidaya buah jeruk nipis nantinya semoga berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan desa Rambahan bisa menjadi salah satu desa sentra produksi jeruk nipis di Kuansing.
"Alhamdulillah, kami senang sekali karena PT RAPP telah membantu bibit jeruk nipis untuk masyarakat," kata Ali Nasri usai menerima bantuan bibit tersebut, kemarin.
Semoga dengan adanya bantuan bibit ini bisa meningkatkan perekonomian warga yang sekarang sedang menurun akibat pandemi COVID-19 ini. "
Kami juga berharap bisa memenuhi permintaan pasar jeruk nipis, khususnya di Kuansing," tambahnya.
Baca Juga
Bibit tersebut diserahkan kepada petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Koptan) Mitra Sejati di desa Rambahan dan Koptan Subur Makmur desa Koto Inuman.
Untuk tahap awal, bibit-bibit tanaman tersebut akan ditanam di halaman pekarangan masing-masing.
Ketua Koptan Subur Makmur, Martunus mengatakan, bantuan tersebut akan sangat bermanfaat bagi para petani didaerahnya.
Ia melihat peluang jeruk nipis bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga, melainkan juga untuk industri minuman, kecantikan, dan kesehatan.
"Melalui binaan dari RAPP membuat kami menjadi percaya diri untuk mengembangkan dan menjadikan daerah kami menjadi sentra produksi jeruk nipis," tuturnya.
Sementara Manajer Community Development (CD) RAPP, Binahidra Logiardi mengatakan, bantuan tersebut merupakan bagian dari program One Village One Commodity (OVOC).
Dimana satu desa harus memiliki satu produk unggulan yang sesuai dengan jenis tanaman dan kondisi tanah yang ada di daerah itu.
"Seperti jeruk nipis yang akan di tanam di dua desa di Kuansing ini," katanya.
"Program ini selaras dengan program Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia untuk melakukan pengembangan produk unggulan pedesaan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa," katanya.
Program OVOC juga sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, khususnya nomor 1, 2 dan 4.
"Melalui program agribisnis ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperoleh hak setara mengakses sumber ekonomi, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan," pungkasnya.