Laporan: ROBI SUSANTO
RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau mengakui saat ini Kuansing tengah kekurangan tenaga medis terutama tenaga dokter umum maupun dokter gigi.
"Jumlah tenaga dokter kita sekarang hanya 26 orang, kemarin sudah kita hitung-hitung termasuk yang tugas belajar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kuansing melalui Sekretaris Diskes, Helmi Ruspandi ketika dihubungi RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 8 November 2019.
Helmi mengatakan, untuk sementara yang mengisi kekosongan tenaga dokter di Puskesmas Pucuk Rantau ada satu tenaga dokter umum di Puskesmas Lubuk Jambi yang diperbantukan. "Bisanya hanya sekali dalam seminggu melayani masyarakat," ujar Helmi.
Saat ini pihaknya terus berupaya mencari tenaga dokter yang mau di tempatkan di Puskesmas Pucuk Rantau. "Sulitnya karena tidak ada yang mau ditempatkan disana (Puskesmas Pucuk Rantau,red)," tutur Helmi.
Padahal kemarin katanya, sudah dijanjikan siapa yang mau ditempatkan di Puskesmas Pucuk Rantau dibuatkan SK-nya supaya bisa menerima dana kapitasi dari BPJS Kesehatan.
"Ini juga belum ada yang mau ditempatkan disana, mungkin karena jauh, dan perkiraan mereka pasien disana tidak banyak diluar dari jam kerja," tuturnya.
Harapan lain kata Helmi, kemarin ada masuk tenaga medis dari Kementrian Kesehatan RI melalui program Nusantara Sehat. Dari 28 tenaga medis yang masuk, ada tiga didalamnya tenaga dokter umum.
"Sayangnya tidak ada yang ditempatkan di Pucuk Rantau, padahal kemarin kita sangat berharap ditempatkan disana (Pucuk Rantau,red)," katanya.
Tiga tenaga dokter umum tersebut pada periode pertama lalu mulai Oktober 2019 ditempatkan di tiga Puskesmas pertama di Puskesmas Muara Lembu, Beringin Jaya dan Cerenti.
"Mereka dikontrak selama 2 tahun, dan tidak bisa dipindahkan kemana-mana, karena sudah sesuai penempatan. Itu yang ngatur langsung Kementrian," ujarnya.
Bahkan Diskes katanya juga sudah melakukan konsultasi ke Kementrian kesehatan apakah dokter tersebut bisa ditempatkan di Puskesmas lain mengingat adanya kekurangan tenaga dokter dibeberapa Puskesmas.
"Pihak kementrian sendiri ternyata tengah diperiksa oleh BPK karena ada indikasi banyak dokter dipindahkan untuk penilaian akreditasi," terangnya.
Sebenarnya menurut Helmi, di Puskesmas Lubuk Ramo ada dua tenaga dokter dan mereka merupakan suami istri. "Bisa sebenarnya satu diperbantukan di Pucuk Rantau, tapi suaminya tengah tugas belajar maka hanya ada satu dokter di Lubuk Ramo sekarang," katanya.
Harapan lain kata Helmi, kita masih menunggu adanya tambahan tenaga medis melalui program Nusantara Sehat tahun ini. Karena pada 2018 lalu Kuansing melalui program Nusantara Sehat mengusulkan tambahan sebanyak 58 tenaga medis termasuk dokter.
"Mudah-mudahan akhir tahun ini sisanya bisa masuk tenaga medis program Nusantara Sehat, karena yang baru masuk itu 28 orang tenaga medis termasuk ada tiga tenaga dokter," katanya.
Apabila sampai akhir tahun ini juga tidak ada yang mau ditempatkan di Puskesmas Pucuk Rantau maka terpaksa kita menunggu penerimaan CPNS 2019 karena ada formasi untuk disana. "Kalau memang tidak ada juga terpaksa kita menunggu penerimaan CPNS 2019 ini," pungkasnya.
Dari pemberitaan sebelumnya, kekosongan tenaga dokter di Puskesmas Pucuk Rantau ini sudah terjadi sejak Mei 2018 lalu atau sudah satu tahun lima bulan sampai November 2019 ini tenaga dokter kosong disana.
Sebelumnya anggota DPRD Kuansing H Sutoyo mengatakan, seharusnya pemerintah melalui Dinas terkait cepat mengambil langkah dengan menempatkan tenaga dokter yang benar-benar mau melayani masyarakat di Pucuk Rantau.
"Kalau tidak ada yang mau, dinas terkait bisa tegas terhadap dokter yang akan ditugaskan. Bukan dokter yang mengatur dinas, ini demi pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," tegas politisi Partai Golkar ini.