LUKISAN menggambarkan cerita heroik pertempuran di Kota Rengat, 5 Januari 1949. Belanda membantai ribuan warga, termasuk ayah kandung penyair Chairil Anwar, ketika itu menjabat Bupati Indragiri, Toeloes.
(RIAUONLINE.CO.ID/SAAN)
Laporan : Saan
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bagi Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), tanggal 5 Januari merupakan tanggal bersejarah. Pasalnya, pada tahun 1949, ribuan masyarakat yang bermukim di Rengat dan kota-kota lainnya di Inhu, dibantai secara keji oleh Belanda.
Letnan Himron Saheman, saksi sejarah perjuangan mengusir Belanda yang masih hidup saat ini, berusaha mempertahankan markas Batalion III/Resimen IV/Divisi IX Banteng. (Baca Juga: Pertempuran Usir Belanda di Bengkalis dalam Sebuah Lukisan)
Ia bersama pasukan kompinya mati-matian mempertahankan Kota Rengat jangan sampai jatuh ke tangan Belanda. Penjajah masuk melalui jalur air, Sungai Indragiri disertai serangan dari pesawat udara.
Namun, upaya Letnan Himron Saheman tersebut mempertahankan markas batalion dan Kota Rengat, tak berhasil. Karena kekuatan tidak seimbang kota Rengat jatuh ke tangan Belanda.
Peristiwa pertempuran di Riau dalam mempertahankan Kemerdekaan tersebut diabadikan oleh pelukis M Sochieb. Lukisan perjuangan itu masih terpasang di Gedung Joeang 45, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Dalam lukisan ini, M Sochib menjelaskan kondisi kota tengat penuh api dan ledakan akibat serangan artileri oleh pasukan Belanda dari udara, darat dan sungai. (Klik Juga: Bupati Toeloes, Chairil Anwar, dan Pembantaian Ribuan Warga Rengat)
Sochieb merupakan pelukis yang identik dengan peristiwa kepahlawanan. Sayangnya, lukisan ini kurang terawat ditandai banyaknya debu yang menempel di lukisan tersebut.
Di Gedung Joeang ini terdapat lima lukisan menceritakan perjuangan perlawanan rakyat Riau saat merebut kemerdekaan serta mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline