
Pelatihan teknik monitoring (patroli) satwa liar Rimba Satwa Foundation (RSF) untuk area kerja Hutama Karya Tol Pekanbaru-Dumai (Permai).
(Istimewa)
RIAU ONLINE, KAMPAR - Rimba Satwa Foundation (RSF), bekerja sama dengan PT Hutama Karya, mengadakan pelatihan teknik monitoring (patroli) satwa liar untuk area kerja Hutama Karya Tol Pekanbaru-Dumai (Permai), yang dilaksanakan di D’Kotoz Villa, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.
Kegiatan yang berlangsung 22 hingga 23 Februari 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim dalam melakukan pemantauan dan perlindungan satwa liar di sekitar jalur tol.
Para peserta merupakan tim patroli Tol Permai PT Hutama Karya, masyarakat dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Pusaka Jaya dan seluruh tim patroli RSF.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan WWF Indonesia, yang memberikan materi tentang teknik dasar patroli, pengenalan tools SMART Mobile, serta identifikasi keberadaan satwa dan mitigasi konflik satwa-manusia.
"Keberadaan jalur tol yang melintasi habitat satwa liar menjadi tantangan tersendiri dalam konservasi,” ujar Zulhusni Syukri, Koordinator RSF dalam keterangan yang diterima pada Senin, 3 Maret 2025.
“Dengan adanya pelatihan ini, berharap kita semua yang terlibat dapat lebih memahami cara mitigasi konflik gajah dan manusia yang tepat, dan sigap dalam melakukan pemantauan, serta merespon situasi darurat yang melibatkan satwa liar di sekitar area perlintasan tol," imbuhnya.
Dalam materinya, Beno Fariza Syahri dari WWF Indonesia menjelaskan, SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool) merupakan sistem pemantauan berbasis spasial yang dikembangkan untuk mendukung berbagai kebutuhan dalam perlindungan biodiversitas dan kawasan konservasi melalui perencanaan, penyimpanan, analisis, dan laporan data.
Sedangkan SMART Mobile merupakan pengembangan teknologi dari SMART itu sendiri, yang memungkinkan tim di lapangan untuk menginput data secara langsung menggunakan ponsel berupa lokasi satwa liar, penemuan tanda-tanda keberadaannya (jejak, sarang, atau kotoran), serta mendokumentasikan potensi ancaman seperti perburuan liar dan deforestasi.
Indra Jati Setiawan, perwakilan PT Hutama Karya menambahkan bahwa komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan terus diupayakan, termasuk melalui kerja sama dengan berbagai pihak untuk meminimalkan dampak pembangunan infrastruktur terhadap ekosistem.
Kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam upaya kolaboratif antara sektor swasta, pemerintah, dan organisasi konservasi dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Selain materi ruangan, seluruh peserta juga diarahkan untuk melakukan simulasi mitigasi konflik dan penggunaan SMART Mobile.