STAKHOLDER Relations RAPP wilayah Kampar dan Kuansing, Andrisman, menyerahkan secara simbolis bantuan beasiswa perguruan tinggi kepada salah seorang mahasiswa, baru-baru ini, di Pekanbaru.
(RIAUONLINE.CO.ID/HUMAS RAPP)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kisah Mizen Nozisca dan teman-teman bisa menjadi contoh bagi para mahasiswa. Meski berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, mereka tetap optimis untuk bisa belajar di bangku perkuliahan.
Mizen mengisahkan motivasi dirinya untuk berkuliah. Anak petani kampung ini awalnya terpaksa menunda mimpinya berkuliah karena tidak memiliki biaya.
“Saya dari keluarga tidak mampu, saya lihat di kampung saya, kok hanya orang kaya saja bisa kuliah, sedangkan saya anak petani kecil tidak bisa, padahal kita sama-sama manusia. Lalu saya bertekad, usai tamat sekolah tahun 2017, saya memilih bekerja dulu selama setahun demi mengumpulkan modal kuliah,” tutur putra asli Kabupaten Kuantan Singingi, Riau ini.
Akhirnya, Mizen berhasil masuk kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Tak berapa lama, ia memperoleh beasiswa dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Berkat kegigihannya, sejak awal kuliah Mizen tidak pernah meminta atau dikirimi uang oleh orangtua.
“Saya ingin sekali membahagiakan ibu saya dan sangat bersyukur bisa memperoleh beasiswa dari PT RAPP. Saya bercita-cita agar adik-adik saya di kampung juga bisa melanjutkan pendidikan, meski kita tidak punya uang. Sebab modal kita adalah semangat, bukan uang,” ujarnya.
Cerita haru lainnya datang dari Pipin, mahasiswi jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Prodi Akuntansi Syariah di STAIN Bengkalis.
Anak asli Sei Hiu, Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti ini, sebenarnya sangat ingin berkuliah di Pekanbaru. Namun, sayangnya terkendala besarnya biaya, seperti uang semester, makan, kos, ongkos pulang kampung dan sebagainya.
“Waktu itu, Ibu saya bilang, buat apa kuliah di Pekanbaru, kalau mau pulang kampung jauh, ongkosnya berapa. Kuliah di STAIN Bengkalis saja. Kalau di Bengkalis kan nggak banyak kali ongkosnya. Kalau ada yang dekat kenapa harus yang jauh," ujar Pipin menirukan ucapan ibunya.
Sebagai anak berbakti, mau tak mau Pipin harus mengurungkan niatnya kuliah di Pekanbaru.
"Orangtua saya tinggal Ibu saja. Ibu sendiri mencari nafkah untuk biaya kuliah dan makan saya selama di Bengkalis. Jadi saya wajib patuh dan hormat pada beliau sudah bersusah payah banting tulang,” ungkapnya.
Diceritakan Pipin, Ibunya bahkan rela bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia demi bisa menyekolahkan anaknya.
"Dua kakak saya sudah menikah, jadi tinggal sayalah harapan Ibu. Beliau rela kerja di luar negeri demi saya. Tapi sekarang saya bersyukur bisa meringankan beban beliau. Semua berkat beasiswa dari RAPP," ucapnya.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada RAPP yang telah memberikan kesempatan emas ini kepada saya. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, saya akan berusaha dengan semangat dan doa agar bisa menjadi orang yang sukses sehingga keluarga dan ibu saya bisa bangga memiliki anak seperti saya," katanya.
Program beasiswa Perguruan Tinggi dari Community Development (CD) RAPP ini memasuki tahun ke empat. Beasiswa tersebut diberikan kepada sebanyak 100 orang mahasiswa dengan total senilai Rp 700 juta, Kamis, 25 April 2019, di Pekanbaru.
Para penerima beasiswa berbagai jurusan ini berasal dari 9 Perguruan Tinggi di Riau, antara lain Universitas Riau (Unri), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Lancang Kuning (Unilak), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, ST2P Pelalawan, STAIN Bengkalis, Universitas Abdurrab, UNIKS Kuansing dan STMIK Hangtuah.
Head of Education CD RAPP, Sundari Berlian mengatakan program beasiswa merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki tekad yang kuat dan berprestasi. Para penerima beasiswa dibimbing dan dipantau perkembangan nilainya dengan batas minimal IPK 3.00. (rilis)